Bisnis.com, PEKANBARU -- Meski menggunakan mobil mewah dengan harga kendaraan di rentang Rp520 juta sampai Rp700 jutaan, konsumen BBM asal Pekanbaru ini mengeluhkan mahalnya harga BBM nonsubsidi Pertamina yaitu Dexlite.
Een warga Riau ini mengisi BBM nonsubsidi Dexlite di SPBU Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru. Dia mengakui untuk mengakali mahalnya harga bbm diesel itu, dia biasanya mencampur dengan solar subsidi.
"Sekarang harga Dexlite sudah Rp13.000 itu berat juga bagi kami karena mobil dipakai tiap hari untuk operasional Pekanbaru-Pelalawan. Naiknya sudah 50 persen dari dulu sekitar Rp9.000 lebih perliter. Memang nampaknya itu kami gunakan mobil mewah tapi kalau isi setiap hari tentu keberatan juga," ujarnya, Minggu (3/4/2022).
Dia mengakui BBM subsidi solar memang lebih murah, tapi untuk keawetan mesin kendaraannya diakuinya memang lebih bagus dengan memilih Dexlite.
Sementara itu Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman mengatakan bagi pelanggan pemilik kendaraan pribadi memang didorong untuk menggunakan Dexlite yang kualitasnya lebih baik dibandingkan biosolar.
"Kami berikan pengertian kepada konsumen agar kendaraan pribadi bisa gunakan Dexlite, dan kalau gak mau bisa juga dengan mencampur solar. Walaupun memang ada aturan alokasi maksimal yaitu pembelian kendaraan pribadi sebanyak 40 liter," ujarnya.
Dia mengakui Pertamina hanya bisa melakukan distribusi solar subsidi sesuai aturan pemerintah, dan pihaknya bukan penegak hukum yang bisa memberikan sanksi dari aturan distribusi.
Pihaknya berharap dengan adanya sosialisasi secara berkelanjutan kepada konsumen, diharapkan tidak ada lagi persepsi semua orang bisa memakai solar subsidi karena kalau ini diteruskan menurutnya akan menyulitkan semua pihak.