Bisnis.com, PALEMBANG – Pelaku usaha pempek di Kota Palembang mengaku biaya produksi meningkat sebesar 15 persen lantaran mahalnya harga bahan baku.
Kenaikan ongkos produksi itu terutama dipicu mahalnya harga minyak goreng, tepung tapioka dan tepung terigu.
Siska Hariani, pemilik usaha Pempek Labibah, mengatakan dirinya bisa menghabiskan 0,5 liter minyak goreng per hari.
“Jadi ketika harga minyak tinggi tentu akan berpengaruh ke biaya produksi usaha saya,” katanya, Jumat (18/3/2022).
Adapun biaya produksi mencapai Rp130.000 per kilogram adonan pempek. Namun kini, Siska menghabiskan biaya senilai Rp150.000 per kg.
Untuk menyiasati tingginya biaya produksi itu, Siska pun mengecilkan ukuran pempek. Menurutnya langkah itu menjadi pilihan yang tepat ketimbang menaikkan harga jual.
“Karena harga pempek naik nanti konsumen protes jadi mahal, yang penting kualitas terjaga,” katanya.
Sementara itu, pelaku usaha pempek lainnya, Lisa Lestari, mengemukakan dirinya lebih membutuhkan ketersediaan minyak goreng di pasaran.
Pasalnya, menurut dia, minyak goreng dengan harga subsidi Rp14.000 per liter sulit didapat alias langka.
“Terpaksa lebih pilih harga mahal tetapi barangnya ada dibanding harga murah namun minyaknya kosong,” kata pemilik usaha pempek Taza itu.