Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa BBM Solar di Riau Bisa Langka? Ini Jawabannya

Sales Area Manager Pertamina Riau Wira Pratama mengatakan memang kuota solar subsidi untuk daerah itu tahun ini berkurang dibandingkan tahun lalu. Sehingga SPBU sebagai penyalur di lapangan juga hanya memesan solar sesuai kuota yang sudah ditetapkan.
Antrean truk saat membeli biosolar di SPBU Jalan Garuda Sakti KM.2 Pekanbaru, Senin (28/2/2022). /Bisnis-Arif Gunawan
Antrean truk saat membeli biosolar di SPBU Jalan Garuda Sakti KM.2 Pekanbaru, Senin (28/2/2022). /Bisnis-Arif Gunawan

Bisnis.com, PEKANBARU-- Antrean panjang truk dan kendaraan komersial kini jamak terlihat di hampir semua SPBU di wilayah Riau. Alasannya karena solar makin sulit didapat, dan kalaupun ada di SPBU, pembeli harus sabar menunggu antrean untuk bisa membeli bahan bakar diesel itu.

Sales Area Manager Pertamina Riau Wira Pratama mengatakan memang kuota solar subsidi untuk daerah itu tahun ini berkurang dibandingkan tahun lalu. Sehingga SPBU sebagai penyalur di lapangan juga hanya memesan solar sesuai kuota yang sudah ditetapkan.

"Kalau pembelian solar over kuota atau berlebih dari yang sudah ditetapkan itu menjadi beban SPBU. Untuk tahun lalu BPH Migas ada statemennya bahwa realisasi penyaluran solar 2021 menjadi kuotanya, sedangkan 2022 belum ada statemen itu. Jadi kalau nanti penyaluran over kuota solar itu ditagihkan ke kami gak mungkin kami bisa bayar," ujarnya Kamis (10/3/2022).

Data BPH Migas mencatat kuota solar bersubsidi untuk Riau di 2022 ini mencapai 794.787 kl atau berkurang 4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar 824.000 kl. 

Dari prediksi Pertamina, apabila ditambahkan dengan perkiraan rerata pertumbuhan konsumsi solar secara tahunan sebesar 3-5 persen, diperkirakan kuota distribusi solar bersubsidi di Riau untuk tahun ini akan kekurangan sebesar 7-9 persen dibandingkan tahun lalu.

Wira mengakui salah satu pemicu lainnya yang membuat kuota solar cepat habis adalah penyaluran yang salah sasaran. Dimana kendaraan yang tidak berhak seperti angkutan industri ikut antre membeli solar.

Karena itu dia berharap dukungan pemda untuk dapat memberikan data industri dan perusahaan yang memiliki angkutan, serta informasi jumlah armada angkutannya kepada Pertamina.

Kemudian pihaknya akan memeriksa dan melalukan pencocokan data, apakah benar industri itu sudah melakukan pembelian BBM non subsidi sesuai aturan, atau malah ikut membeli BBM solar bersubsidi seperti kendaraan lain yang telah diatur pemerintah.

"Kami harap datanya dari Pemda Riau, industri mana yang punya angkutan dan sudah mengakui membeli BBM nonsubsidi, nanti akan kami cek lagi ke bagian pelayanan industri apa betul sudah membeli BBM nonsubsidi lalu nanti dibahas lagi treatmentnya gimana yang ngaku beli tapi ternyata tidak beli."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper