Bisnis.com, MEDAN - Konsumsi minyak goreng di Sumatra Utara rata-rata mencapai 47.000 ton per bulan. Jumlah ini termasuk yang dikonsumsi untuk kebutuhan rumah keluarga maupun kalangan industri serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan kata lain, total minyak goreng yang dikonsumsi per tahunnya mencapai 564.000 ton di provinsi ini.
"Kalau untuk Sumatra Utara, baik yang dikonsumsi rumah tangga atau industri, itu mencapai 47.000 ton per bulan. Selama ini kebutuhan itu tercukupi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Sumatra Utara Aspan Sopian kepada Bisnis, Rabu (23/2/2022) malam.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Sumatra Utara bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sumatra Utara memantau sekaligus mengawasi pendistribusian produk minyak goreng milik PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Seperti diketahui, Satgas Pangan sebelumnya menemukan 1,1 juta kilogram minyak goreng di gudang mereka tatkala kelangkaan terjadi di tengah masyarakat.
Akan tetapi, Kapolda Sumatra Utara Irjen R.Z Panca Putra Simanjuntak menyatakan bahwa temuan 1,1 juta kilogram minyak goreng di gudang milik SIMP bukan praktik penimbunan.
Baca Juga
Menurut Panca, kesimpulan ini ditarik berdasar pendalaman pihaknya beberapa hari. Menurut perhitungan mereka, perusahaan dikategorikan melakukan praktik penimbunan jika kuantitas barang yang disimpan berjumlah tiga kali lipat dari produksi kebutuhan rata-rata per bulan.
Hal itu termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok Penting.
Saat ditemukan, menurut Panca, produk minyak goreng kemasan yang berada di gudang SIMP berjumlah 92.677 kotak. Sementara kebutuhan perusahaan per bulan selama produksi berjumlah 94.684 kotak.
"Artinya dari aturan tersebut kita tidak menemukan adanya dugaan penimbunan sebagaimana yang beredar di masyarakat dan di berita-berita seperti itu," kata Panca saat meninjau distribusi minyak goreng SIMP, Kabupaten Deli Sedang, Sumatra Utara, Rabu (23/2/2022).
Panca mengatakan, petugas sudah memeriksa 18 pabrik minyak goreng di Sumatra Utara sepekan terakhir. Menurut dia, ditemukan dugaan praktik penimbunan.
Bahkan, untuk pendistribusian minyak goreng milik SIMP dikawal langsung sejak tiga hari terakhir. Tepatnya setelah berita temuan 1,1 juta kilogram minyak goreng menumpuk di gudang anak perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) ini.
Pada Senin (21/2/2022) lalu, produk minyak goreng milik SIMP yang telah disalurkan berjumlah 25.287 kotak kepada delapan distributor di Sumatra Utara.
Sedangkan pada hari Selasa (22/2/2022) didistribusikan sebanyak 34.362 kotak ke sejumlah distributor di Sumatra Utara maupun luar provinsi. Jumlahnya terdiri atas 16.515 kotak produk minyak goreng ke 11 distributor di Sumatra Utara dan sisanya untuk sejumlah distributor di luar Sumatra Utara.
Pada Rabu ini, produk minyak goreng yang distribusikan berjumlah 21.156 kotak. Minyak goreng tersebut disalurkan ke delapan distributor di Sumatra Utara dan distributor luar Sumatra Utara. Masing-masing 11.279 kotak dan 9.877 kotak.
Saat pertama kali ditemukan menumpuk di gudang milik PT Salim Ivomas Pratama Tbk, produk minyak goreng tercatat 1,1 juta kilogram atau setara 92.677,66 kotak. Minyak goreng ini disebut merupakan sisa hasil produksi 2021 lalu dan produksi awal tahun 2022. Jumlah itu terdiri atas stok distributor atau konsumsi masyarakat sebanyak 80.804 kotak serta untuk kalangan industri dan UMKM sebanyak 11.873 kotak.
Baca Juga : Bukan Hanya DNET, Ini Para Crazy Rich Pengendali Indomaret di Tengah Heboh Minyak Goreng |
---|
Menurut Panca, stok per bulan untuk kebutuhan konsumen dalam kondisi normal rata-rata berjumlah 94.684, 15 kotak. Jika yang disebut penimbunan berjumlah tiga kali lipat, maka minyak goreng yang ditemukan seharunya berjumlah sekitar 284.052 kotak.
"Sedangkan saat ditemukan beberapa waktu oleh Tim Satgas Pangan Sumut di PT Salim Ivomas Pratama sebanyak 92.000 kotak perbulan," kata Panca.
Sementara itu, Branch Manager PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Tjin Hok mengatakan bahwa selama ini perusahaan menyalurkan minyak goreng ke sejumlah provinsi di Pulau Sumatra. Satu-satunya yang tidak hanya Lampung.
Menurutnya, 1,1 juta kilogram minyak goreng yang ditemukan Satgas Pangan Sumatra Utara sebelumnya masih di bawah standar perusahaan. Biasanya, SIMP memiliki stok minimum sebanyak 200.000 karton.
Menurutnya, perusahaan biasa memiliki stok 550.000 karton minyak goreng per bulan. Sedangkan saat itu yang ada hanya sekitar 94.000 karton.
"Jadi perusahaan benar-benar komitmen menyalurkan dan hari ini seperti yang dilihat itu barang sudah kosong," katanya.