Bisnis.com, PADANG - PT Bank Nagari berhasil mencatatkan laba bersih Rp416 miliar pada tahun 2021. Laba itu tumbuh 26 persen bila dibandingkan capaian tahun 2020 sebesar Rp330 miliar.
Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad mengatakan kendati perolehan laba tersebut masih berstatus unaudited, namun hasilnya diperkirakan tidak jauh berbeda dari sisi nilainya yang ada saat ini.
"Laba itu masih unaudited, tapi diperkirakan total hasil auditnya tidak bakalan jauh berbeda," sebutnya.
Irsyad menjelaskan capaian laba itu tidak terlepas dari kinerja perbankan yang memang berjalan dengan baik.
Seperti dilihat dari total aset mencapai Rp28,25 triliun atau 105,70 persen dari target dengan pertumbuhan Rp2,69 triliun atau 10,52 persen (yoy), yang terdiri dari aset konvensional sebesar Rp25,59 triliun dan Aset UUS (Unit Usaha Syariah) sebesar Rp2,66 triliun atau 9,41 persen dari total aset konsolidasi.
Begitu pun di total kredit/pembiayaan sebesar Rp20,99 triliun atau 100,84 persen dari target dengan pertumbuhan Rp1,46 triliun atau 7,46 persen (yoy), yang terdiri dari kredit konvensional sebesar Rp18,93 triliun dan pembiayaan UUS sebesar Rp2,06 triliun (9,81 persen dari total kredit/pembiayaan konsolidasi).
Lalu dilihat pada total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp22,99 triliun atau 106,79 persen dari target dengan pertumbuhan Rp2,59 triliun atau 12,70 persen (yoy), yang terdiri dari DPK konvensional sebesar Rp20,52 triliun dan DPK UUS sebesar Rp2,48 triliun (10,80 persen dari total Dana Pihak Ketiga konsolidasi).
"Jadi laba bersih Bank Nagari per Desember 2021 tercatat Rp416,29 miliar, tumbuh Rp43,19 miliar dari bulan November 2021, atau tumbuh Rp86,04 miliar dari Desember 2020," jelasnya.
Irsyad menyatakan pertumbuhan laba itu turut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga kredit serta adanya efisiensi beban bunga DPK.
"Rasio kinerja keuangan per Desember 2021 secara umum baik, jika dibandingkan dengan target Desember 2021," sebutnya.
Dia merinci melihat pada rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun signifikan menjadi 81,51 persen dan lebih dari target yakni 84,43 persen.
Selain itu untuk rasio keuangan Bank Nagari juga terjaga dengan baik di tahun 2021 itu. Hal itu dapat dilihat pada rasio kecukupan modal atau car adequacy ratio (CAR) yang mencapai 21,6 persen.
Lanjut ke rasio return on equity (ROE) atau rasio pengembalian modal mencapai 13,6 persen. Serta rasio return on asset (ROA) sebesar 1,98 persen.
Selanjutnya dilihat pula pada net interest margin (NIM) atau rasio margin bunga bersih mencapai 6,57 persen.
Rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 91,25 persen. Lalu untuk rasio dana murah atau current account saving account (CASA) masih rendah di angka 48,45 persen.
"Kalau untuk market share Bank Nagari di Sumbar itu, dari data per Oktober 2021 share nya itu mencapai 36,51 persen," tutup Irsyad. (k56)