Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Ayam di Kota Medan Sentuh Rp42.000 per Kg

Harga daging ayam di Medan tetap meningkat tajam meski libur Natal dan Tahun Baru 2022 telah berakhir.
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara
Pedagang melayani pembeli ayam potong di pasar pagi Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Sabtu (4/6)./Antara

Bisnis.com, MEDAN – Pada awal tahun ini, harga daging ayam di Kota Medan, Sumatra Utara, masih naik. Berdasarkan pantauan di sejumlah titik pasar tradisional, Senin (10/1/2022), harga daging ayam menyentuh Rp42.000 per kilogram.

"Jelas, kenaikan harga daging ayam sangat meresahkan, khususnya bagi para ibu rumah tangga di Kota Medan. Karena kenaikan harga daging ayam ini membebani pengeluaran rumah tangga," kata pengamat ekonomi asal Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Gunawan Benjamin.

Sejauh ini, belum diketahui secara pasti pemicu harga daging ayam tetap meningkat tajam meski libur Natal dan Tahun Baru 2022 telah berakhir.

Menurut Gunawan, terdapat kemungkinan kenaikan harga daging ayam dipicu oleh kenaikan harga komoditas lainnya seperti daging ikan. Harga ikan yang mahal diduga menyebabkan konsumen beralih ke daging ayam sehingga harganya turut naik.

Akan tetapi, Gunawan meragukan faktor itu. Sebab, harga ikan justru sudah melambung sejak November 2021. 

"Tetapi masa sampai harus memicu kenaikan harga daging ayam sampai 30 persen lebih," kata Gunawan.

Pada tahun lalu, harga daging ayam rata-rata berkisar Rp28.000 hingga Rp33.000 per kilogram. Jika saat ini harganya mencapai Rp42.000, maka terdapat peningkatan sebanyak sekitar Rp10.000. Melihat fluktuasi harga, Gunawan menduga di antara penyebabnya adalah pola ternak. 

"Jadi saya menduga ini peternak ayam seperti tidak akurat dalam menyediakan stok ayam guna memenuhi kebutuhan daging ayam masyarakat," katanya.

Menurut Gunawan, peternak ayam umumnya mulai beternak 30 hari sebelum Natal dan Tahun Baru. Peningkatan dapat dipicu oleh kekurangan stok.

"Harga mahal bisa saja karena stoknya turun. Sehingga saya menduga masalah harga yang mahal saat ini karena stoknya kurang memadai. Jadi memang stok ini sudah di-setting rendah guna mengantisipasi penurunan konsumsi setelah Natal dan Tahun Baru. Tetapi setting-annya tidak pas," kata Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper