Bisnis.com, PALEMBANG – Panitia Pemilihan kepala desa di Desa Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir, membuat surat pemilihan dengan barcode untuk menekan kecurangan.
Ketua Panitia Pilkades Sungai Lumpur Anwar mengatakan gagasan itu muncul lantaran penyelenggaran Pilkades di desa itu tahun sebelumnya bermasalah.
“Pilkades sebelumnya sempat ada persoalan saat penghitungan, untuk itu kami belajar jangan sampai terjadi kembali kendala serupa” katanya, Rabu (13/10/2021).
Menurut Anwar sistem digital tersebut mampu menghindari pemilih ganda dan pencoblos ‘siluman’ karena perekaman dan pencatatan data lebih akurat.
Mata pilih ganda, surat undangan yang dipalsukan dan pemilih ‘siluman’ jadi persoalan pilkades di desa-desa pesisir.
“Kondisi geografis tentu persoalan kami di sini dan tidak mungkin panitia mampu mengenali satu persatu pemilih” katanya.
Oleh karena itu, panitia desa sepakat membuat data base pemilih serta sistem screening undangan pilkades.
Program itu lalu digunakan di Desa Sungai Lumpur saat menggelar Pilkades. Menurut Anwar, inovasi ini mendapat dukungan dari calon kepala desa dan masyarakat.
“Alhamdulilah masyarakat dan para calon mendukung, sehingga kami melaksanakan pilkades tahun ini dengan tertib serta mematuhi protokol kesehatan” terang dia.
Aplikasi data base pemilih dan sistem screening pemilih pemilihan kepala desa Sungai Lumpur OKI ini dikembangkan oleh Givo Braders dan Kasogi Braders.
Givo mengatakan sistem yang dia buat bersama saudaranya itu dikerjakan selama satu bulan.
“Kami diminta membantu pelaksanaan pilkades di desa. Selaku anak muda desa kami terpanggil karena Pilkades tahun sebelumnya itu ada masalah,” terangnya.
Givo menjelaskan data base yang mereka berdua buat terdiri dari data NIK, usia, nomor pemilihan dan foto pemilih.
“Data-data itu kita kumpulkan satu persatu lalu diolah kedalam data base. Outputnya adalah surat undangan yang berkode (barcode), ketika di scan akan muncul data dilayar,” terangnya.
Kesulitan yang mereka hadapi, kata dia, yaitu saat pengumpulan data.
“Kami harus datangi satu persatu pemilih, untuk di foto. Ada 1.761 pemilih yang harus diinput datanya,” ujarnya.
Selain itu, keunggulan lain sistem ini saat penghitungan suara panitia bisa menghitung lebih cepat.
“Saat penghitungan suara tinggal input masing-masing kartu suara ke sistem, jadi lebih cepat dari cara manual yang juga rawan dengan adanya kecurangan,” jelasnya.