Bisnis.com, PALEMBANG - Para petani di sejumlah desa di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, terancam gagal panen lantaran terserang hama wereng batang coklat.
Mat Sani, petani di Desa Perajen Kecamatan Banyuasin I, mengatakan serangan hama tersebut membuat tanaman padi yang masuk masa panen rusak.
“Seharusnya 2 sampai 3 minggu lagi mau panen. Tapi, tiba-tiba terserang hama hingga batang padinya menjadi layu,” katanya, Selasa (31/8/2021).
Sani menjelaskan, hama tersebut menyerang hampir seluruh lahan sawah di desa itu. Sani mengaku kurang mengetahui persis jenis hama yang menyerang.
Menurutnya, hama tersebut berbentuk seperti serangga yang menempel pada batang padi. Lalu, serangga tersebut meninggalkan cairan yang membuat batang padi menjadi layu. "Kalau serangannya baru tahun ini. Kami juga kurang tahu jenis hamanya," terangnya.
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan petani. Mulai dari penyemprotan pestisida maupun obat tradisional lainnya. Hanya saja, hama tersebut masih terus berdatangan.
Baca Juga
"Serangannya kan hampir di seluruh lahan sawah. Sehingga, kalau hanya lahan kita yang dibersihkan hamanya, sementara yang lain tidak. Hamanya bisa kembali lagi. Makanya, kami petani ini saling tunggu saja," ucapnya.
Sani berharap, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian bisa memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dialami petani.
"Kami harap ada bantuan. Soalnya kami sudah keluar modal besar hingga hampir panen seperti sekarang ini. Kalau dibiarkan, takutnya seluruh sawah gagal panen," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel, Bambang Pramono, mengatakan pihaknya telah mendapat laporan terkait serangan hama yang menyerang petani di Desa Perajen.
Menurutnya, hama yang menyerang lahan sawah petani tersebut tidak hanya menyerang Desa Perajen saja. Tapi juga di beberapa desa di Kecamatan Banyuasin I. "Hasil monitoring kami, padi terserang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) WBC (Wereng Batang Coklat)," kata Bambang.
Bambang menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) dan gerakan pengendalian OPT WBC. Dia mengatakan, serangan OPT WBC telah membuat sejumlah lahan sawah mengalami gagal panen. "Khususnya pada sawah yang ditani varietas ketan. Namun, setelah adanya upaya pengendalian, OPT WBC sudah mulai berkurang," katanya.
Dia menjelaskan, luasan sawah yang terserang WBC mencapai 10 hektare. Perinciannya, 7 ha mengalami serangan ringan dan 3 ha intensitas terserang sedang.