Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan sepanjang Juli 2021 lalu daerah itu mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, dengan indeks harga konsumen sebesar 105,91.
Dengan angka inflasi itu, besaran inflasi tahun kalender Januari-Juli 2021 Riau kini sebesar 0,71 persen, dan inflasi tahunan Juli 2020-Juli 2021 sebesar 2,21 persen.
Kepala BPS Riau Misfaruddin menjelaskan dsri 3 kota acuan indeks harga konsumen, 2 kota mengalami inflasi dan 1 kota lainnya deflasi. "Pekanbaru inflasi 0,31 persen, Dumai inflasi 0,22 persen. Sedangkan Tembilahan deflasu 0,10 persen," ujarnya Senin (2/8/2021).
Menurutnya inflasi terjadi karena peningkatan harga sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,51 persen.
Lalu diikuti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,45 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,28 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,22 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Selanjutnya kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,11 persen, kelompok transportasi sebesar 0,07 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Di sisi lain satu kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami deflasi sebesar 0,11 persen. Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok pakaian dan alas kaki relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.
“Komoditas yang memberikan andil kenaikan harga pada Juli 2021, antara lain: cabai merah, sewa rumah, cabai rawit, daging sapi, ikan nila, jengkol, bawang merah, ikan asin teri."
Sementara komoditas yang memberikan andil penurunan harga, antara lain: ayam hidup, daging ayam ras, emas perhiasan, minyak goreng, tomat, ikan tongkol, dll.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, tiga belas kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,62 persen, diikut oleh Kota Gunungsitoli sebesar 0,52 persen dan Kota Batam sebesar 0,45 persen.
“Sementara itu deflasi terjadi di sebelas kota, dengan deflasi tertinggi yaitu di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,32 persen, diikuti Kota Jambi sebesar 0,21 persen dan Kota Banda Aceh sebesar 0,14 persen."