Bisnis.com, PALEMBANG – Kondisi ekspor Sumatra Selatan (Sumsel) pada Mei 2021 mengalami penurunan yang tajam dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor mencapai US$359,59 juta pada Mei 2021 atau turun 16,33% dibandingkan bulan sebelumnya.
“Penurunan paling tajam dari sektor nonmigas sekitar 18,18%, sedangkan migas Sumsel dalam angka positif dibanding April,” kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumsel, Sukerik, pada jumpa pers, Selasa (15/6/2021).
Sukerik mengatakan perkembangan ekspor pada semua sektor mengalami penurunan yang sangat tajam. Penurunan yang paling besar dialami oleh sektor pertanian.
Adapun komoditasnya antara lain kelapa, hasil hutan bukan kayu, ikan hidup dan hasil budidaya.
“Dua sektor lainya juga mengalami penurunan, yaitu sektor industri dan pertambangan,” katanya.
Komoditas sektor industri yaitu crumb rubber, pulp, dan minyak kelapa sawit. Untuk sektor pertambangan sendiri komoditasnya antara lain batu bara dan lignin.
BPS juga mencatat komoditas nonmigas yang turun paling tajam pada Mei 2021 adalah karet dan barang dari karet dengan nilai US$49,50 juta, diikuti oleh bahan bakar mineral, bubur kayu, dan sebagainya.
“Hanya beberapa golongan barang yang mengalami perubahan positif yaitu kertas karton, kayu, barang dari kayu, maupun produk farmasi,” ujarnya.
Namun demikian, kata Sukerik, jika dilihat secara year to year, ekspor Sumsel hampir sama dengan posisi Mei 2019 yang mencapai US$380 juta. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan tajam sekitar 50 persen dibandingkan Mei 2020.
“Ekspor kita sudah mulai bergairah kembali, angkanya sudah mulai sama dengan Mei dua tahun lalu,” katanya.