Bisnis.com, MEDAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatra Utara akan meluncurkan program Klinik Ekspor. Dengan adanya program ini, Disperindag menargetkan 1.000 usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sumut bisa menembus pasar ekspor tahun 2023 mendatang.
Program ini direncanakan akan dilaksanakan pada Mei 2021. Program ini didesain sebagai pusat pelatihan bagi pelaku usaha bisa bersaing dan produk olahannya layak ekspor.
“Pembelajarannya paling satu sampai dua minggu. (Peserta) boleh dari berbagai kalangan seperti karyawan BUMN, ASN, pengusaha UMKM, semua boleh,” jelas Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sumut Riadil Akhir Lubis, Senin (17/5/2021).
Saat ini Disperindag Sumut sedang menyiapkan kurikulum pembelajaran. Sementara, bangunan dan tenaga pengajar telah disiapkan.
Selain pelatihan, klinik ekspor ini nantinya akan menjadi jembatan bagi pelaku UMKM dengan buyer dari luar negeri. Program ini akan menggantikan fungsi free trade agreement (FTA).
Sementara itu, produk pangan dan produk turunan kelapa sawit akan diprioritaskan dalam program Klinik Ekspor ini.
Baca Juga
Sumut masih memprioritaskan ekspor menuju negara-negara di Benua Asia. Ke depannya, akan dikembangkan pasar non-tradisional di benua Afrika. Hal ini sejalan dengan upaya Kementerian Luar Negeri untuk ekspansi pasar ekspor di Benua ini.
Kata Riadil, program Klinik Ekspor ini terinspirasi dari Disperindag Jawa Timur dan Bali. Ia mengaku, kinerja industri dan perdagangan di daerah tersebut memang lebih maju daripada di Sumatra Utara.
Upaya lain yang dilakukan Disperindag Sumut untuk membantu UMKM bersaing adalah membantu pelaku usaha membuat label, kemasan, dan ukuran produk secara gratis.
“Dari Serdang Bedagai kemarin ada enam UMKM datang untuk mendesain produknya,” pungkas Riadil.