Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahaya, Positivity Rate Covid-19 di Sumbar Sentuh 17,6 Persen

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan mengatakan dengan adanya angka PR mencapai 17,6 persen, maka kondisi itu dapat dikatakan kondisi terburuk.
Covid-19/Ilustrasi
Covid-19/Ilustrasi

Bisnis.com, PADANG - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat menyampaikan bahwa positivity rate (PR) menyentuh angka 17,6 persen dan angka ini berdasarkan hasil tes pada hari ini, Rabu (21/4/2021).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan mengatakan dengan adanya angka PR mencapai 17,6 persen, maka kondisi itu dapat dikatakan kondisi terburuk.

"Angka itu diketahui dari uji 2.493 sampel dan akhirnya ditemukan 430 sampel positif infeksi Corona. Hal ini terburuk sepanjang pandemi Covid-19 melanda Sumbar," katanya, Rabu (21/4/2021)

Sementara kondisi yang terjadi hari ini, juga tidak begitu baik bila dilihat pada kondisi hari Selasa (20/4) kemarin. Dimana dari pengujian 1.789 sampel, juga ditemukan penambahan 176 orang warga Sumbar positif terinfeksi Covid-19.

"Jadi untuk positivity rate Covid-19 di Sumbar kali ini benar-benar menyentuh rekor baru yakni 17,6 persen," ungkapnya.

Sementara itu, menanggapi kondisi demikian, Kepala Labor Diagnostik dan Riset Penyakit Universitas Andalas Andani Eka Putra mengatakan untuk menekan PR itu, pemerintah daerah perlu mengambil sejumlah langkah-langkah.

Salah satunya, mengingat sekarang momen Ramadan, maka kebijakan untuk pelaksanaan pesantren Ramadan juga perlu dipertimbangkan kembali.

Begitu juga soal kegiatan-kegiatan lainnya mengundang keramaian, juga harus dipertimbangkan, agar penyebaran virus Corona tidak semakin meluas dan membuat PR turut terpuruk pula.

"Kalau saya menyarankan untuk pesantren Ramadan dan kegiatan berbuka bersama itu perlu dipertimbangkan kembali. Agar PR bisa ditekan," tegasnya.

Menurutnya pertimbangan kembali soal kegiatan itu, yakni perlu mempertegas soal protokol kesehatan, mengingat dalam kondisi pesantren Ramadan itu, banyak anak-anak yang jadi peserta.

Andani juga menyarankan perlu ada sanksi yang tegas kepada pengelola mall dan fasilitas umum yang menerima pengunjung tanpa protokol kesehatan yang ketat.

"Jika bisa untuk ASN kembali di bekerja dari rumah hingga lebaran," sebutnya. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper