Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan memprioritaskan pencegahan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di enam daerah lantaran masuk kategori rawan kebakaran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah mengatakan prioritas daerah itu merujuk pada hasil evaluasi dan riwayat karhutla pada tahun-tahun sebelumnya.
Adapun enam daerah tersebut yakni, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Muara Enim, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
“Pada umumnya 10 daerah masih rawan karhutla, namun kami evaluasi dan melihat dari histori tahun sebelumnya. Sehingga fokus kami pada 6 daerah tersebut,” kata dia, Selasa (23/3/2021).
Adapun upaya pencegahan yang dilakukan yakni melakukan koordinasi bersama sektoral lainnya untuk cegah dan penanganan karhutla.
Menurut Iriansyah, koordinasi itu dilakukan mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, kelurahan hingga desa.
“Yang kami persiapkan adalah personil atau SDMnya, serta peralatan. Semua tingkatan harus siap dan bersiaga. Tidak ada guna sudah siaga, tapi personel belum ada,” ujarnya.
Dia memaparkan terdapat lebih dari 9.000 orang yang disiapkan untuk pencegahan dan penanganan karhutla. Ini merupakan kekuatan gabungan dari TNI, Polri, BPBD ditingkat provinsi dan kabupaten, masyarakat peduli api, perkebunan, HTI dan sebagainya.
“Secara keseluruhan hampir ada 9.000 petugas yang ada di daerah-daerah rawan karhutla. Kita utamakan lebih ke patroli desa, karena dari desa inilah antisipasi dan pencegahan bisa dimaksimalkan,” ujarnya.
Untuk peralatan, lanjut Iriansyah, gubernur Sumsel sejak tahun lalu sudah membantu dalam peralatan pencegahan dan penanganan karhutla untuk daerah rawan.
“Tahun ini ada anggaran Rp30 miliar, namun ditempatkan untuk setiap OPD yang menangani karhutla di Provinsi Sumsel. Seperti di BRG yang peruntukkannya bagi pembuatan embung, kanal bloking dan sumur bor,” ujarnya.
Meski sudah menetapkan status siaga tanggap darurat bencana karhutla per 1 Maret 2021, namun Iriansyah mengklaim saat ini belum ada kasus temuan karhutla di Sumsel. Untuk itu, sampai saat ini belum ada helikopter waterbombing maupun pesawat TMC (teknik modifikasi cuaca) yang stay di Provinsi Sumsel.
“Untuk helikopter dan pesawat, kita masih menunggu dari BNPB. Namun sampai saat ini belum ada yang staydi Sumsel karena memang belum ada kasus karhutla,” kata Iriansyah.