Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumatra Selatan mendorong ekspor komoditas kelapa sawit tak lagi melulu bahan mentah dan beralih ke produk hilir.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan saat ini hilirisasi sawit untuk energi terus berkembang.
“Inovasinya sudah bagus ada untuk B-30, B-100 belum lagi kita mau kembangkan bensin dari CPO (crude palm oil),” katanya kepada Bisnis, Kamis (7/1/2021).
Dia mengatakan Sumsel, sebagai salah satu sentra sawit di Tanah Air, juga menjadi lokasi untuk pengembangan inovasi komoditas itu. Sehingga, keinginan untuk mengekspor bahan jadi bukanlah hal yang mustahil.
“Kami menilai masa depan komoditas sawit pada tahun ini lebih cerah dibandingkan tahun lalu,” kata Rudi.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, ekspor minyak kelapa sawit dan fraksinya tercatat senilai US$104,81 juta, per November 2020. Nilai tersebut naik 66,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak US$63 juta.
Berdasarkan data statistik perkebunan tahun 2019, produksi minyak sawit (CPO) Sumsel mencapai 3,33 juta ton. CPO tersebut berasal dari kebun sawit seluas 1,22 juta hektare (ha). Adapun jumlah petani sawit sebanyak 224.016 kepala keluarga (KK).
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Alex Sugiarto, mengatakan produksi CPO diperkirakan naik pada tahun 2021.
“Ada kenaikan untuk produksi CPO tetapi tidak signifikan hanya sekitar 3 persen,” katanya.
Menurut dia, Sumsel cukup berperan terhadap produksi CPO nasional di mana kontribusinya sebesar 8%--9%. Adapun estimasi produksi CPO nasional pada tahun 2020 sebanyak 47,4 juta ton.