Bisnis.com, PALEMBANG – Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, berhasil meraih 4 penghargaan di bidang pengendalian perubahan iklim.
Penghargaan diberikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar pada puncak acara Festival Iklim secara virtual, Jumat (23/10/2020).
Rincian penghargaan, yaitu kepada Bupati OKI Iskandar yang dianggap berhasil membina kampung proklim. Adapun kampung proklim itu yakni Desa Bumi Arjo Makmur Kecamatan Lempuing meraih trofi proiklim utama, disusul Desa Mulya Guna Kecamatan Teluk Gelam, dan Dusun V Desa Simpang Tiga Abadi Kecamatan Tulung Selapan meraih sertifikat proiklim utama.
“Kami mendapatkan 3 penghargaan untuk Program Kampung Iklim (Proklim), satunya bupati sebagai pembina proklim,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKI Alamsyah dalam keterangan resmi.
Pada tahun sebelumnya, kata Alamsyah, satu desa di OKI juga meraih penghargaan proklim, yaitu Bangsal Kecamatan Pampangan, OKI.
Alamsyah menjelaskan Proklim merupakan salah satu program yang digagas Kementerian LHK sejak 2012.
Program ini didesain untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Kampung iklim merupakan lokasi yang telah menerapkan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim seperti pengurangan sampah plastik melalui bank sampah, perilaku 3R (reduce, reuse, recycle),” terang Alamsyah.
Dia menambahkan termasuk pula rehabilitasi hutan dan lahan, pengendalian karhutla, pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan, penanggulangan kekeringan dan perbaikan lingkungan.
Sementara itu, Nopri, Kepala Desa Bumi Arjo Makmur, Kecamatan Lempuing, menerangkan keunggulan Desa Bumi Arjo Makmur dalam mendapatkan trofi Proklim Utama Tahun 2020 yakni di antaranya karena telah berhasil dalam melibatkan masyarakat untuk menjaga iklim dan lingkungan.
“Kami juga jaga ketahanan pangan dengan mengintegrasikan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, dan pemanfaatan lahan pekarangan,” katanya.
Lalu, desa ini juga telah melakukan upaya pengendalian penyakit terkait iklim, yakni pengendalian malaria dengan 3M (menguras, menimbun, dan menutup), dan juga pengelolaan sampah serta bank sampah dan pengomposan, 3R, dan pemanfaatan biogas kotoran ternak untuk memasak.