Bisnis.com, BATAM - Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menjadi bagian utama dalam rencana pengembangan Kepulauan Meranti, Riau sebagai pusat pengembangan budidaya ikan kakap putih.
Bersama Pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Kepulauan Meranti, UPT di bawah Direktorat Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini akan mendukung kesiapan SDM dan pengembangan teknologi budidaya di Meranti.
Kepala BPBL Batam, Toha Tusihadi menjelaskan, pihaknya akan merevitalisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Ikan Payau (BBIP) Selat Panjang. Ikut dalam pendampingan pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana, dan pendampingan teknologi produksi benih. Sehingga nantinya BBIP mampu berproduksi secara mandiri dan menjadi larva center untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah Kabupaten Meranti, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.
Selama kelompok pendederan masih mengalami kesulitan mendapatkan benih berukuran 0,8 cm, BPBL Batam akan bertindak sebagai supplier benih untuk UPTD BBIP Selat Panjang.
"Untuk sementara kami bantu benih. Kalau nanti sudah berjalan seperti BPBL Batam, kami tinggal menyiapkan calon induk untuk dibuahi di sini (BPIP) Selat Panjang," kata Toha menjelaskan.
Toha melanjutkan, BPBL Batam juga sudah menjalin kerja sama penyediaan benih dan bibit untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pembudidaya di tambak pembesaran benih dan KJA. Sejak 2019 lalu, BPBL Batam telah menyalurkan lebih dari 100 ribu benih kakap putih ukuran 0,8-3 cm untuk beberapa tambak milik koperasi di Kepulauan Meranti. Koperasi tersebut diharapkan bisa membesarkan benih tersebut hingga menjadi bibit berukuran 10-15 cm, sebelum menyalurkan benih-benih tersebut pada KJA untuk dibesarkan.
Sebelumnya, BPBL juga menyalurkan bantuan bibit kakap putih di 10 KJA yang ada di Meranti. Melakukan pendampingan kepada pembudidaya sehingga mendapatkan pemahaman utuh terkait proses budidaya ikan kakap putih di tambak maupun di KJA.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti, Eldy Syahputra, menuturkan kerja sama Pemkab Meranti, Pemprov Riau, dan KKP melalui BPBL Batam terkait pengembangan budidaya di Meranti dari 2019 sampai 2022 mendatang, sudah mulai menampakkan hasilnya. Utamanya pada kemudahan mendapatkan benih yang selama ini menjadi tantangan bagi pembudidaya.
Pemkab Meranti dan Pemprov Riau, kata Eldy lagi, sudah mengambil langkah-langkah untuk mendorong percepatan program pengembangan budidaya ini. Mulai dari dukungan anggaran, penyiapan SDM dan penyiapan pengembangan infrastruktur.
BBIP Selat Panjang yang akan dijadikan sebagai larva centre, juga akan dilengkapi dengan infrastruktur tambahan, menyesuaikan dengan kebutuhan menghasilkan benih untuk pembudidaya.
"Kita akan bangun dua kolam lagi di sini [BPIP Selat Panjang]. Sementara ini fasilitas yang ada sudah cukup lengkap, kami juga punya 4 tenaga teknis di sini dan akan ditambah lagi," kata Eldy, Selasa (20/10/2020).
Eldy berharap, BPBL Batam terus akan melakukan pendampingan sampai Kepulauan Meranti bisa benar-benar mandiri dalam penyediaan benih bagi pembudidaya. Sehingga bisa mendukung optimalisasi sektor perikanan budidaya di Kepulauan Meranti yang saat ini belum sampai 10 persen.
"Saat ini kami baru punya sekitar 300 KJA di Meranti, harusnya ada lebih dari 4.000 KJA. Kami sudah koordinasi juga dengan Pemprov Riau untuk dapat bantuan KJA, tapi kami juga harus pastikan benih untuk KJA itu ada," kata Eldy lagi.
Ketua Koperasi Lumba-Lumba Air Payau, Afrizal, menuturkan kalau tambak miliknya sudah mendapatkan tiga kali bantuan dari benih dari BPBL Batam sejak 2019. Bersama dengan bantuan benih itu, anggota koperasi juga mendapatkan pendampingan.
Saat ini, aktivitas budidaya Koperasi Lumba-lumba Air Payau di Desa Banglas, Kecamatan Tebing, Kepulauan Meranti itu sudah berkembang semakin baik. Utamanya pada kemampuan teknis pembudidaya dan angka kematian benih yang semakin kecil.
"Awal-awal kami memang tak tahu, tapi sangat mau coba budidaya, apalagi dari dulu kami sudah nelayan. Namanya mulai sendiri pasti banyak salahnya, banyak mati dulu. Sekarang sudah jauh lebih baik, tak banyak lagi yang mati, paling puluhan ekor aja dari ribun benih," kata Afrizal.(K41)