Bisnis.com, PEKANBARU – Lembaga Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mencatat lahan perkebunan kelapa sawit di Riau yang sudah bersertifikat RSPO per Agustus 2020 mencapai 416.860 hektare.
“Riau sebagai salah satu sentra produksi sawit di Indonesia memiliki porsi yang sangat strategis,” kata Senior Manager Global Community Outreach & Engagement RSPO Imam Akhmad El Marzuq dalam webinar Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Tengah Pandemi.
Dari sisi produksi Crude Palm Oil (CPO) bersertifikat atau Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) mencapai 1.757.635 metrik ton. Lalu untuk produksi Palm Kernel mencapai 423.644 metrik ton. Kemudian produksi Tandan Buah Segar (TBS) dilakukan sertifikasi, saat ini sebanyak 7.973.023 ton.
Sementara itu, ada 13 group perusahaan yang sudah memegang sertifikat RSPO dan 43 pabrik kelapa sawit bersertifikat yang sama.
“7.845 hektare kawasan nilai konservasi tinggi yang sudah diproteksi (set aside high conservation value area) oleh perusahaan anggota RSPO yang beroperasi di Riau,” lanjutnya.
Dari sisi sertifikasi kebun petani, Riau memberikan kontribusi yang tinggi. Ada sertifikasi petani kemitraan atau plasma dan petani swadaya. Sebanyak 34.844 individu pekebun plasma sudah bersertifikat RSPO dan 75.106 ha luas lahan sawit pekebun yang bersertifikat yang sama.
Baca Juga
Selanjutnya, 1.733 hektare luas lahan sawit pekebun kecil swadaya, 905 individu pekebun dan 38.328 ton produksi TBS pekebun swadaya sudah bersertifikat RSPO.
Sementara itu, jika ditotal seluruh Indonesia pekebun swadaya atau plasma terbanyak di dunia yang sudah bersertifikat dengan jumlah 5.130 orang, sedangkan Malaysia hanya 553 orang dan Thailand 2.132 orang menurut data pada 2019.
Secara global lahan sawit di dunia yang sudah bersertifikat mencapai 4,41 juta hektare dengan produksi 16,49 juta metrik ton minyak sawit. Indonesia menyumbang 57 persen dari segi produksi dan 51 persen luas lahan yang bersertifikat RSPO.
RSPO merupakan organisasi nirlaba yang bersifat global. Kata Imam, pihaknya mendorong semua kalangan untuk mencegah deforestasi sebagai dampak pengembangan sawit, penanaman sawit di lahan gambut tidak diperkenankan kalau sudah jadi anggota, tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar, proteksi pekerja dan hak asasi manusia dan upah layak pekerja. Saat ini sudah ada 4.866 anggota yang tergabung dalam RSPO tersebar di 13 negara.
Imam melanjutkan, di masa pandemi industri sawit terdampak. “Intervensi pemerintah juga berpengaruh, pemerintah Indonesia dan Malaysia sesama produsen besar punya kebijakan yang berbeda-beda terkait lockdown misalnya,” tambah Imam.
Industri pun menyikapi dengan menerapkan prokol Covid-19 secara ketat pada operasional lapangan, efisiensi terkait pengeluaran biaya produksi yang bersifat tidak langsung dan rasio PHK pekerja masih dalam skala minimal.(K42)