Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.040 UMKM di Pariaman Gulung Tikar Akibat Covid-19

Alasan yang membuat banyaknya pelaku usaha yang harus gulung tikar akibat Covid-19 ini karena pangsa pasar wisatawan.
Tenda-tenda kecil banyak terlihat di kawasan wisata Pantai Gandoriah Kota Pariaman dan tempat ini banyak tumbuh pelaku usaha sebelum adanya Covid-19 melanda daerah Festival Tabuik ini./Bisnis-Noli Hendra
Tenda-tenda kecil banyak terlihat di kawasan wisata Pantai Gandoriah Kota Pariaman dan tempat ini banyak tumbuh pelaku usaha sebelum adanya Covid-19 melanda daerah Festival Tabuik ini./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PARIAMAN - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Pariaman, Sumatra Barat, harus rela menutup usahanya karena tidak mampu bertahan semenjak pandemi Covid-19 melanda daerah yang terkenal dengan Festival Tabuik ini.

Jumlah UMKM yang tutup akibat Covid-19 tidak sedikit yakni mencapai 1.040 UMKM. Pariaman yang terdiri dari 4 kecamatan ini memiliki 4 sentra yaitu, sentra sulaman, sentra rajutan, sentra bordir dan sentra makanan ringan.

"Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar pada pelaku usaha yang ada di Kota Pariaman. Mereka menghadapi masalah yang cukup serius, dan tentunya kita akan membantu UMKM yang demikian supaya bisa berusaha lagi," kata Gusniyeti Zaunit Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman, Minggu (27/9/2020).

Dia menjelaskan secara keseluruhan jumlah UMKM di Pariaman mencapai 7.839 UMKM dan ada sekitar 13 persen atau sebanyak 1.040 UMKM sudah mulai tidak bisa melaksanakan usaha lagi.

Artinya ada 6.799 UMKM yang masih bertahan dalam usahanya dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Tapi usaha yang mereka jalani masih bisa dikatakan belum stabil tapi baru sekedar berupaya memutarkan modal usaha saja.

Menurut dia alasan yang membuat banyaknya pelaku usaha yang harus gulung tikar akibat Covid-19 ini karena pangsa pasar mereka pada umumnya adalah wisatawan yang datang ke Pantai Gandoriah.

"Di Pantai Gandoriah itu bisa dikatakannya pusatnya keberadaan UMKM di Pariaman karena kunjungan wisatawan terbilang banyak di sana. Selama pandemi objek wisata tutup dan mereka pun kehilangan pelanggan," ujarnya.

Gusniyeti Zaunit melihat permasalahan itu membutuhkan solusi yakni dengan mengarahkan pelaku UMKM tersebut mengubah cara penjualan. Diwaktu kondisi normal pelaku UMKM berjualan dengan cara membuka lapak, tapi kini diarahkan untuk menjual barang dagangan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi.

Di era serba canggih ini, ada baiknya untuk dimanfaatkan menjadi sarana mengembangkan usaha. Untuk itu Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM di Pariaman yang telah dilakukan belum lama ini.

Dia menjelaskan pelatihan yang diberikan itu yakni meningkatkan pengetahuan dan keahlian para pengrajin tentang pemasaran online.

Menurutnya masyarakat Kota Pariaman ada sekitar 60 persen nya merupakan pedagang atau pelaku usaha. Artinya bila perekonomian pelaku UMKM jadi terganggu maka secara umum turut menanggung perekonomian masyarakat di Pariaman.

“Zaman sekarang pemasaran produk secara online sudah mendunia. Namun agar bisa membuat konsumen berkeinginan untuk membelinya kemasan perlu jadi poin utama," tegas dia.(K56)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper