Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Anak di Sumsel Terpapar Covid-19, Pemda Diminta Kaji Lagi Protokol Kesehatan di Sekolah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumatra Selatan mencatat terdapat 111 anak di provinsi itu yang terpapar pandemi Covid-19.
Ilustrasi anak/Reuters
Ilustrasi anak/Reuters

Bisnis.com, PALEMBANG -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Sumatra Selatan mencatat terdapat 111 anak di provinsi itu yang terpapar pandemi Covid-19.

Ketua KPAID Sumsel Eko Wirawan Zainudin mengatakan angka tersebut tergolong tinggi untuk sebuah daerah.

“Jumlah kasus ini termasuk tinggi karena hampir 20 persen dari total jumlah kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak di Indonesia yang lebih dari 580 kasus,” ujarnya, dikutip Rabu (10/6/2020).

Menurut Eko, tingginya kasus Covid-19 yang menyerang anak-anak di Sumsel justru terjadi pada masa sekolah sedang libur. 

Dengan adanya rencana dimulai kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, pihaknya mengkhawatirkan potensi penularan akan semakin tinggi. 

“Bila sekolah belum siap dengan protokol pencegahan COVID-19 maka kami khawatir akan muncul klaster baru dalam penularan Covid-19. Jadi harus hati-hati,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemda untuk mengkaji secara lebih dalam kebijakan untuk kembali memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah selama masa pandemi.

Selain itu, kata Eko, KPAID Sumsel juga mengimbau Dinas Pendidikan baik tingkat provinsi ataupun kota bersama stakeholder terkait untuk bermusyawarah merancang formulasi protokol Covid-19 saat masa KBM di sekolah, mengingat belum adanya protokol kesehatan standar untuk kegiatan pendidikan.

“Saat ini belum ada satupun negara yang sudah menemukan formula pencegahan COVID-19, karena itu alangkah baiknya kita mencari solusi ini dengan duduk bersama,” ujarnya.

Eko menambahkan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada gubernur Sumsel untuk mengkoordinasikan instansi terkait dalam rangka mempersiapkan protokol pencegahan Covid-19 menuju new normal khususnya untuk kegiatan di sekolah.

“Kami berharap secepatnya masalah ini dibicarakan karena pada akhirnya nanti mau tidak mau siswa harus segera bersekolah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper