Bisnis.com, BATAM — Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Batam akan dimulai dan diperkirakan menelan investasi hingga Rp1,5 triliun.
Proyek tersebut melibatkan Badan Pengusahaan (BP) Batam dengan konsorsium Pelindo 2, Pelindo 1, Batam Persero, dan Wijaya Karya.
Direktur Utama Pelindo II, Elvyn G. Masassya menjelaskan pada tahap pertama akan disusun sistem sehingga didapat menunjang produktivitas pelabuhan.
"Sekarang peti kemas ada 350 ribu TEuS pertahun, dengan pengembangan di tahap pertama ini bisa meningkat di angka 600-800 ribu TEUs kontainer di Pelabuhan Batu Ampar. Tentu itu tidak Pelindo 2 sendiri, kita bersama dengan perusahaan bongkar muat lain," kata Elvin di Gedung Marketing BP Batam, Batam Centre, Batam, Rabu (12/2/2020).
Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar tahap pertama di antaranya meliputi kedalaman pelabuhan, peningkatan alat, dan perbaikan sistem yang menunjang produktivitas pelabuhan.
Kedalaman pelabuhan eksisting berada di kisaran 4 meter, akan dikembangkan hingga kedalaman 12 meter. Bakal dibangun pula lapangan penumpukan kontainer sehingga menunjang peningkatan kapasitas muat dan percepatan lalu lintas barang.
Baca Juga
Kegiatan teknis proyek dimulai pada Maret 2020 dan pengerjaan fisik 6 bulan sehingga triwulan IV/2020 sudah terlihat hasilnya.
Elvyn menjelaskan proyek ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah Batam. Harapannya dampak lanjutannya bisa dirasakan masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur lainnya.
Posisi Batam, kata dia lagi, juga diharapkan akan menjadi pintu masuk maupun pintu keluar kegiatan ekspor impor. "Selama ini keluar masuk barang di Batam lewat Singapura, dengan pengembangan ini bisa langsung melalui Batu Ampar saja, kalau kita mau ekspor ke Jepang bisa langsung, tidak perlu lewat Singapura lagi.(K41)