Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Komoditas Andalan di Sumsel Perlu Dipercepat

Sumatra Selatan dinilai harus segera mempercepat hilirisasi komoditas andalan provinsi itu di tengah melemahnya permintaan pasar dunia.
Acara Business Challenges 2020 dengan tema menakar prospek komoditas andalan Sumsel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (12/12/2019).
Acara Business Challenges 2020 dengan tema menakar prospek komoditas andalan Sumsel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (12/12/2019).

Bisnis.com, PALEMBANG – Sumatra Selatan dinilai harus segera mempercepat hilirisasi komoditas andalan provinsi itu di tengah melemahnya permintaan pasar dunia.

Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Bernadette Robiani, saat acara Business Challenges 2020 dengan tema menakar prospek komoditas andalan Sumsel yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Kamis (12/12/2019).

Bernadette mengatakan saat ini perekonomian Sumatra Selatan masih bergantung pada sektor primer, di mana masih mengekspor kelapa sawit, karet dan batu bara yang belum memiliki nilai tambah.

“Oleh karena itu, kita harus melihat kondisi permintaan pasar yang melemah dan ketidakstabilan harga komoditas andalan itu sebagai peluang untuk mempercepat hilirisasi,” katanya.

Dia mengatakan batu bara yang masuk dalam sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi tinggi terhadap ekonomi Sumsel. Begitu pula karet dan kelapa sawit yang masuk dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Menurut dia, peluang untuk hilirisasi akan terbuka lebar dengan adanya rencana dimulainya kembali aktivitas pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api (KEK TAA).

“KEK TAA akan menciptakan nilai tambah dan multiplier effect bagi perekonomian Sumatra Selatan,” katanya.

Hilirisasi Komoditas Andalan di Sumsel Perlu Dipercepat

Sementara itu Kepala Perwakilan BI Sumsel Yunita Resmi Sari mengatakan perlu adanya perbaikan dari sisi hulu untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan nilai tambah yang berbasis hilirisasi industri.

Dia mencontohkan, untuk komoditas karet, hilirisasi dapat diwujudkan melalui pembangunan industri ban baru, industri ban vulkanisir dan industri apparel (sarung tangan).

“Namun memang tantangannya ada pada infrastruktur di mana kapasitas pelabuhan eksisting yang terbatas sehingga berdampak pada handling cost yang tinggi,” katanya.

Oleh karena itu, bank sentral menilai, langkah Pemprov Sumsel untuk memulai kembali pengembangan KEK TAA yang dilengkapi pelabuhan laut dalam akan mendukung hilirisasi industri komoditas andalan Sumsel.

Sari mengatakan meski kinerja ekspor dari komoditas andalan diprediksi terbatas akibat kondisi global, namun ekonomi Sumsel diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 5,7 persen—6,1 persen.

“Pertumbuhan ini didorong oleh investasi yang mulai tumbuh dan konsumsi rumah tangga yang stabil,” katanya.

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel, Yohanes H. Toruan, mengatakan Pemprov Sumsel bakal membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sektor agribisnis.

Selain untuk mempercepat hilirisasi dan investasi di komoditas pertanian, BUMD tersebut dibentuk untuk memangkas tata niaga pertanian.

“Karena tata niaga di sektor pertanian ini masih terlalu panjang sehingga merugikan para petani,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper