Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2020 Ditarget 5,5%

Pertumbuhan tersebut bersumber dari akselerasi daya beli, ekspor, hingga investasi.
Kota Medan/pemkomedan.go.id
Kota Medan/pemkomedan.go.id

Bisnis.com, MEDAN— Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara diproyeksikan tumbuh pada kisaran 5,1-5,5% year-on-year (yoy) pada 2020. Pertumbuhan tersebut bersumber dari akselerasi daya beli, ekspor, hingga investasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (Sumut) Wiwiek Sisto Widayat memaparkan konsumsi rumah tangga diperkirankan meningkat, ditopang oleh perbaikan daya beli masyarakat.

Apalagi, Upah Minimum Provinsi (UMP) 2020 tercatat Rp2,49 juta, meningkat 8,5% dari tahun lalu. Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan UMP 2019 yang hanya naik 8,03%.

Menurutnya besaran upah minimum di beberapa kabupaten/kota juga sesuai dengan peningkatan UMP Provinsi., seperti di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Simalungun sebagai pusat industri Sumut.

“Di samping itu, harga komoditas ekspor utama yakni minyak kelapa sawit juga disinyalir mengalami perbaikan di pasar internasional,” kata Wiwiek , Rabu (4/12/2019).

Selain itu, lanjut Wiwiek, investasi diperkirakan terakselerasi seiring dengan berlanjutnya berbagai proyek multiyears yang mendukung konektivitas di Sumut.

Salah satunya adalah pembangunan jalan tol Tebing Tinggi-Kuala Tanjung-Parapat yang mendorong kelancaran distribusi antara kawasan metropolitan, kawasan industri, dan kawasan wisata.

Menurutnya, momentum perbaikan investasi tetap terjaga dengan masuknya peran swasta yang bergerak di bidang industri pengolahan di berbagai kawasan industri.

Disamping itu, permintaan eksternal diproyeksi mengalami akselerasi di 2020, seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi global.

Wiwiek menambahkan untuk menambah pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 1%, paling tidak Sumut membutuhkan investasi sebesar Rp54 triliun.

Selanjutnya, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia didorong oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang meningkat. Hal tersebut sebagai akibat dari berbagai kebijakan akomodatif yang dilakukan bank sentral dan pemerintah.

“Sejala dengan itu, permintaan akan meningkat sehingga mendorong peningkatan ekspor Sumut di tahun berjalan,” katanya.

Selain itu, harga minyak kelapa sawit di pasar internasional diprediksi meningkat. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi global yang naik melebihi suplai dunia. Menurutnya, implementasi penyerapan biodiesel di Indonesia dan Malaysia disinyalir memberikan dampak terhadap harga komoditas di pasar.

“Penerapan B-30 juga turut mendorong ekspor antardaerah yang ditopang juga oleh konektivitas yang semakin baik. Meski disatu sisi, hara komoditas karet dan minyak mentah diprakirakan menurun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper