Bisnis.com, PALEMBANG – Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru meminta jajaran kepala daerah di provinsi itu siaga dan memantau kondisi daerah masing-masing yang terancam kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
“Bupati, walikota, camat hingga kepala desa harus standby dan pantau sedetil mungkin firespot di wilayahnya. Jangan meninggalkan tempat jika tidak melakukan perjalanan yang sangat prinsip,” katanya, Senin (16/9/2019).
Deru mengatakan, jika bupati/walikota hendak meninggalkan daerah yang dipimpinnya maka mereka harus mendapat izin dari gubernur Sumsel.
Menurut Deru, dirinya dalam waktu dekat akan memanggil sekretaris daerah di 17 kabupaten/kota terkait alokasi anggaran untuk penambahan alat pemadaman karhutla.
“Anggarannya tidak tahu, kami lakukan pemaparan dulu. Kami mengundang Sekda karena mereka menjadi pengarah dalam struktur satgas karhutla. Kalau kita menunggu bantuan dari BNPB dan BPBD tentu terbatas,” katanya.
Gubernur mengklaim pihaknya sudah berupaya keras untuk mencegah dan menanggulangi karhutla yang masih saja terjadi di provinsi itu.
Baca Juga
“Hotspot dan firespot banyak, Pemprov Sumsel, Gubernur Sumsel mungkin tidak barengan dengan forkompinda lainnya untuk mengecek ke lapangan. Saya kerja tanpa harus diawasi [media] tapi tanggungjawab saya sebagai gubernur Sumsel,” katanya.
Jumlah titik api dan jumlah titik panas memang terpantau banyak di Sumsel. Pada periode 16 September 2019, terpantau ada 471 titik yang menyebar di Sumsel. Dimana 188 titik ada di Ogan Komering Ilir, 53 titik di Ogan Ilir, 51 titik di Musi Banyuasin, 50 titik di Banyuasin dan sebagainya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Sumsel, Iriansyah, mengatakan pemda sangat serius dalam mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang masih terjadi saat ini.
“Kita sangat konsen dalam mematau perkembangan karhutla di Sumsel. Selain memantau lewat jalur darat dan udara juga Pemprov Sumsel juga telah melayangkan surat ke kabupaten/kota untuk menggelar sholat istisqo secara serentak di wilayah Sumsel,” jelasnya.
Iriansyah memaparkan bukan hanya personil di lapangan yang bekerja secara maksimal, namun dari segi peralatan pemadaman juga telah disalurkan ke daerah rawan karhutla.
Demikian juga dengan anggaran Pemprov Sumsel telah mengalokasikan dana cukup untuk melakukan operasi pencegahan dan penagulangan karhutla melalui OPD terkait.
“Anggota TNI yang telah terjun menangani karhutla sebanyak 1000 personil, Polri 205 orang personil, 102 orang dari BPBD dan sisanya 205 orang melibatkan dari unsur masyarakat yang ada di desa rawan karhutla,” katanya.
Dia menambahkan, setidaknya pihaknya sudah melakukan patroli udara sebanyak enam kali menggunakan helikopter untuk memantau langsung kebakaran hutan dan lahan diantaranya ke wilayah Muba, Banyuasin, OKI, OI, OKU dan Kabupaten Pali.