Bisnis.com, PALEMBANG - Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla terus terjadi di Sumatra Selatan bahkan api yang membara dan menimbulkan kabut asap itu marak berada di areal perusahaan milik swasta hingga negara.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dari BPBD Kabupaten Ogan Ilir (OI), telah terjadi 3 karhutla pada Senin (9/9/2019) di Kabupaten OI.
Salah satunya adalah kebakaran kebun tebu milik PTPN 7 Unit Cinta Manis seluas 2 hektare.
Kepala BPBD OI Jamhuri mengatakan lahan terbakar milik PTPN 7 sudah berulang kali. Tetapi belum ada solusi dari pihak perusahaan dan belum terdata berapa luas lahan terbakar.
"Benar sore ini kawasan PTPN 7 terbakar dan kita tidak bisa memadamkan di sana karena itu milik perusahaan," katanya.
Jamhuri mengatakan pihaknya menilai BUMN perkebunan itu seringkali menjadi penyumbang kebakaran di Sumsel.
Baca Juga
"Perusahaan Cinta Manis sebesar itu tak ada upaya. Penyumbang kebakaran itu malah ya dari PTPN itulah, mereka ini tidak pernah peduli," katanya.
Jamhuri mengaku khawatir kebakaran lahan tebu masuk ke kawasan penduduk. Sehingga beberapa personil Satgas Darat disiagakan di area perbatasan lahan konsesi perusahaan.
Dalam waktu dekat, BPBD pun berencana mengundang pihak perusahaan PTPN 7 Cinta Manis untuk menanyakan kesiapan hingga siaga alat di perusahaan saat musim kemarau.
Diketahui, selain areal milik PTPN 7 kebakaran di OI juga terjadi di lahan milik swasta, yakni PT Asialog dan PT Mas di mana merupakan lahan gambut dengan luas terbakar sekitar 5 ha.
Sementara itu BPBD Sumsel menyebut luasan karhutla sudah mencapai lebih dari 2.000 ha.
Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan karhutla mayoritas berada di Kabupaten Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir karena kedua daerah itu memiliki lahan gambut yang cukup luas.
"Memang yang terbesar di Musi Banyuasin dan OKI tetapi ada juga di Kabupaten OI," katanya.