Bisnis.com, Banda Aceh - Pemerintah Aceh meluncurkan rumah singgah untuk pasien yang melakukan pengobatan dan operasi bibir sumbing di Rumah Sakit Malahayati Banda Aceh. Letak rumah singgah tersebut berjarak sekitar satu kilometer dari RS Malahayati.
Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, kini masyarakat yang datang setiap pekan dari berbagai daerah ke Banda Aceh untuk melakukan operasi sumbing tidak perlu lagi repot mencari tempat tinggal dan konsumsi.
"Hari ini atas bantuan seluruh SKPA kita telah menginisiasi rumah singgah, mudah-mudahan dapat mensupport Smile Train dan lebih luas lagi dalam membantu masyarakat," ujar Dyah saat meresmikan rumah singgah di Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru di Banda Aceh, Minggu, (25/8/2019).
Selain meresmikan rumah singgah, Dyah Erti juga menyerahkan bantuan berupa sembako untuk keperluan konsumsi para pasien dan keluarga yang tinggal di rumah singgah selama berobat. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Koordinator Smile Train wilayah Aceh Rahmad Maulizar yang juga menjadi pengelola rumah singgah pasien bibir sumbing.
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri mengatakan, bantuan dari pemerintah Aceh akan meringankan beban keluarga dan pasien bibir sumbing dalam memenuhi kebutuhannya selama berobat di Banda Aceh.
"Nantinya, disamping terus memenuhi kebutuhan pasien, seperti alat dapur, kita juga akan terus merehab rumah ini," ujar Alhudri.
Baca Juga
Untuk diketahui, bantuan yang digalang dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh itu berjumlah Rp85 juta. Bantuan tersebut akan digunakan untuk perawatan dan kebutuhan rumah singgah, termasuk untuk biaya sewa tempatnya.
Sementara itu, koordinator Smile Train wilayah Aceh Rahmad Maulizar berterimakasih kepada pemerintah Aceh karena telah menyediakan rumah singgah. Menurutnya, layanan tersebut sangat mendukung pihaknya dalam membantu proses pengobatan dan operasi bagi penderita bibir sumbing di seluruh Aceh.
Menurutnya, kehadiran rumah singgah sangat membantu para keluarga dan pasien bibir sumbing berobat di Banda Aceh. Selama ini, kata dia, masyarakat sering terkatung-katung di Banda Aceh ketika beroperasi maupun berobat.
"Hari ini ada 9 pasien yang melakukan operasi sumbing, semuanya adalah anak-anak," ujar Rahmad. (K33)