Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

716 Ha Sawah di OKU Diserang Wereng, Terancam Gagal Panen

Sekitar 716 hekatare (tepatnya 715,75 ha) areal sawah di sentra padi Sumatra Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, terserang hama wereng batang cokelat sehingga terancam gagal panen.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG – Sekitar 716 hekatare (tepatnya 715,75 ha) areal sawah di sentra padi Sumatra Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, terserang hama wereng batang cokelat sehingga terancam gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten OKU Timur Sujarwanto mengatakan lahan yang diserang hama wereng cokelat tersebut sekitar 1,5% dari total keseluruhan tanaman petani pada musim tanam April Mei dan Juni 2019.

Adapun luas tanaman padi di lahan persawahan petani pada periode April Mei dan Juni 2019 seluas 47.949 hektare.

“Untuk mengantisipasi meluasnya serangan hama wereng coklat tersebut kami melakukan pengamatan dan gerakan pengendalian agar serangan hama wereng tidak meluas ke lahan sawah petani lainnya,” katanya, Rabu (17/7/2019).

Menurut dia, pengawasan di tingkat lapangan, dilakukan baik oleh panitia penyuluh lapangan (PPL) maupun oleh petani untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen dan meluasnya serangan hama wereng cokelat pada tanaman padi sebelum musim panen.

Musim panen pertengahan tahun 2019 diperkirakan akan jatuh sekitar beberapa bulan ke depan.

Untuk mengantisipasi serangan hama serupa pada musim tanam selanjutnya, Sujarwanto menganjurkan petani untuk melakukan pergantian musim tanam dari padi ke palawija dengan tujuan untuk memutus mata rantai serangan hama wereng maupun hama padi lainnya.

Selain itu, upaya lainnya untuk memutus mata rantai serangan hama pada tanaman padi petani adalah dengan melakukan pergantian penanaman varietas padi.

“Contohnya musim tanam awal tahun petani menanam padi varietas mekongga dan untuk musim tanam kedua diganti dengan Ciherang atau varietas padi lainnya,” katanya.

Dengan demikian maka siklus serangan hama bisa terputus karena varietas padi yang diganti atau karena pola tanam yang diselingi dengan palawija.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper