Bisnis.com, PADANG — Pemerintah meresmikan ekspor perdana buah manggis asal Sumatra Barat ke China dan mengharapkan peningkatan produksi buah tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan Sumatra Barat (Sumbar) merupakan salah satu daerah produksi manggis dalam negeri dan diprioritaskan untuk kebutuhan ekspor.
“Dari 10 eksportir [buah manggis], baru pertama kali ini dari Sumbar, sehingga perlu dicontoh daerah lainnya. Kita perlu meningkatkan ekspor komoditas hortikultura, tidak hanya ke China, tetapi juga ke daerah lainnya,” paparnya usai meresmikan ekspor perdana PT Bumi Alam Sumatera di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Selasa (2/10/2018).
Amran menargetkan dari 10 eksportir, total ekspor buah manggis Indonesia bisa mencapai 60.000 ton tahun ini.
Target itu 553% lebih besar dari realisasi 2017 yang hanya sebanyak 9.167 ton. Angka ekspor itu pun hanya 38% dari total produksi manggis nasional yang diperkirakan mencapai 166.725 ton pada tahun ini.
“Khusus untuk Sumbar, ekspor manggis kontrak perdana dengan China sebanyak 10.000 ton,” sebutnya.
Sumbar merupakan penghasil manggis terbesar nomor dua di Tanah Air. Tahun lalu, produksinya mencapai 34.422 ton atau 21% dari produksi nasional yang sebanyak 161.751 ton.
Produksi provinsi ini hanya kalah dari Jawa Barat (Jabar) yang menghasilkan 42.122 ton atau 26% dari total produksi nasional.
Komoditas manggis Indonesia dihasilkan di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Bahkan, untuk wilayah Sumatra produksinya mencapai 40% dari total produksi nasional atau mencapai 65.372 ton pada tahun lalu.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan ekspor manggis ke China kembali dibuka setelah empat tahun ada larangan impor dari Indonesia, menandai membaiknya hubungan kedua negara.
“Ekspor manggis ini terwujud karena semakin eratnya hubungan bilateral Indonesia-China, sehingga tentu memberikan dampak positif bagi perdagangan kedua negara,” terangnya.
Sebelum melakukan ekspor, eksportir perlu menyiapkan kebun, registrasi dan penyiapan tempat pengemasan, serta pengurusan perizinan ekspor.
Adapun kesepakatan ekspor kali ini sudah ditandai dengan pengiriman perdana 1 ton buah manggis pada Januari 2018.
Sementara itu, 10 eksportir yang ditunjuk pemerintah antara lain PT Bumi Alam Sejahtera di Limapuluh Kota, PT Alamanda Sejati Utama di Bandung, PT Agung Mustika Selaras di Jakarta, PT Buah Angkasa di Tangerang, PT Nusantara Segar Global di Tasikmalaya, PT Radja Manggis Sejati di Tabanan, PT Mahkota Manggis Sehat di Bogor, PT Langit Biru Sukses di Bekasi, dan PT Bintang Kiat Kemuliaan di Purwakarta.
Direktur Kerjasama Antar Lembaga PT Bumi Alam Sumatera Muhammad Bayu Vesky mengungkapkan pasar manggis untuk China tergolong besar karena permintaan di negara itu tinggi.
“Kami targetkan bisa ekspor 10.000 ton tahun ini. Selama ini kan masuk ke China susah. Nah, sekarang pemerintah sudah buka peluang ekspor, dan harus dimanfaatkan,” ucapnya.
Terbukanya pintu ekspor ke China dinilai akan memberikan dampak positif terhadap petani serta pengembangan komoditas manggis secara masif di Tanah Air. Apalagi, hampir setiap daerah di Indonesia merupakan penghasil manggis dengan kualitas baik.