Bisnis.com, PADANG — Kinerja produksi manufaktur Industri Besar dan Sedang (IBS) Sumatra Barat (Sumbar) sepanjang kuartal I/2018 mengalami penurunan signifikan hingga 16,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sukardi mengatakan koreksi terjadi di sektor produksi industri makanan dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mengalami kejatuhan masing-masing 21,27% dan 7,41%.
“Penurunan ini karena terjadinya penurunan produksi pada industri makanan dan industri bahan kimia. Kalau untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM), Sumbar masih tumbuh,” ujarnya, Rabu (2/5/2018).
Menurut Sukardi, penurunan terbesar dari industri makanan berasal dari bahan makanan berbahan dasar sawit. Banyaknya kebun yang sudah tua disinyalir menjadi penyebab penurunan produksi tersebut.
Untuk industri bahan kimia, penurunan terbesar terjadi di industri berbahan dasar semen.
“Kalau untuk bahan makanan itu dari sawit. Karena ternyata sawit di Sumbar sudah banyak yang tua dan perlu diremajakan, sehingga produksi juga turun,” terangnya.
Meski dua sektor itu mengalami penurunan kinerja, tapi IBS dari jenis industri karet, barang dari karet dan plastik justru masih tumbuh 1,12% dan industri barang galian bukan logam menunjukkan peningkatan sebesar 2,82%.
Secara keseluruhan, BPS merangkum kinerja IBS Sumbar paling anjlok secara nasional. Sementara itu, IKM masih mampu tumbuh tipis 1,06%.