Bisnis.com, MEDAN—Kerja sama dan infrastruktur menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan pembangunan di Nias seiring dengan kayanya potensi yang ada di daerah tersebut.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Brigjen (Purn) Nurhajizah Marpaung menyebut Kabupaten Nias dan Kepulauan Nias merupakan daerah yang kata akan berbagai potensi mulai dari kekayaan alam yang melimpah, potensi wisata dengan sejumlah pantai yang indah dan diakui dunia, jejak sejarah yang menarik untuk diteliti, berikut kekayaan seni budaya termasuk lompat batu yang sangat terkenal baik di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.
“Untuk Kabupaten Nias, sebetulnya tidak ada perbedaan dengan 3 kabupaten dan kota lainnya yang ada di Kepulauan Nias. Hanya saja kontur tanahnya yang sedikit agak ekstrim, sehingga baru diperbaiki longsor lagi, begitu terus. Ini lah salah satu penyebab infrastruktur di Kabupaten Nias kurang begitu baik sampai sekarang,” ungkapnya seperti dikutip dari keterangan pers, Senin (16/4/2018).
Terkait hal ini, Nurhajizah mengatakan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara telah mempersiapkan kerja sama dengan pihak luar negeri khususnya Singapura, China, dan Korea. Kerja sama ini meliputi pembangunan infrastruktur di Kabupaten/Kota Sumut, termasuk Kabupaten Nias.
“Selanjutnya, tergantung bagaimana Bapak Bupati dan Bapak Ketua DPRD untuk melaksanakan kerja sama nanti. Sesuai dengan Keppres yang baru saja terbit, kita diperbolehkan untuk mengadakan kerja sama dengan pihak-pihak lain sepanjang tidak merugikan kedaulatan dan tidak merugikan rakyat,” jelasnya.
Bupati Kabupaten Nias Drs Shokiatullo Laoli MM pun mengamini pernyataan Nurhajizah terkait keadaan infrastruktur yang kurang memadai dan menjadi kendala dalam perkembangan di daerahnya.
Baca Juga
“Kami memahami dan mengetahui bahwa Kabupaten Nias relatif masih tertinggal dibanding dengan daerah-daerah lain yang ada di Provsu. Namun, kita terus berjuang agar bagaimana untuk kelima daerah otonom baru yang ada di Kepulauan Nias dan secara khusus Kabupaten Nias tetap kami upayakan supaya tidak tertinggal dan tidak terisolasi,” ungkap Shokiatullo.
Shokiatullo menyesalkan dampak yang terjadi akibat minimnya infrastruktur di daerahnya, yakni terhambatnya minat asing untuk melakukan investasi. Kendati demikian, menurutnya, perbaikan-perbaikan infrastruktur di Nias tetap berjalan, khususnya di sektor transportasi.
“Bandara Binaka, kita benahi dan perbaiki. Saat ini panjang landasannya sudah mencapai hingga 2.250 meter. Tidak hanya itu, rencananya tahun depan, pesawat besar akan bisa mendarat di Bandara Binaka langsung dari Jakarta ke Nias,” ujar Shokiatullo.