Bisnis.com, MEDAN - Industri pengguna gas alam di Sumut setidaknya mengalami kerugian hingga Rp460 miliar dan masih berpeluang membengkak akibat penyusutan pasokan dari dua ladang di Lhokseumawe yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi.
Direktur PT Jui Shin Anwar Panggabean mengaku penyusutan pasokan gas alam telah berdampak besar terhadap produktifitas pabriknya.
Jui Shin merupakan produsen keramik dan semen bermerek Garuda yang beroperasi di Kawasan Industri Medan.
"Kami mengalami kerugian kira-kira Rp2 miliar setiap hari," ujarnya di Medan, Selasa (26/12/2017).
Saat ini Jui Shin memiliki tujuh tungku dan mesin yang berbahan bakar gas alam. Akibat penyusutan pasokan, sebanyak enam di antaranya tidak dapat beroperasi dengan estimasi kerugian mencapai Rp2 miliar per hari.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo ) Sumut Parlindungan Purba mengungkapkan, pihaknya memiliki estimasi kerugian yang relatif tidak berbeda dengan yang diungkapkan Anwar Panggabean.
Bahkan, lanjutnya, terdapat setidaknya 9 industri lain berskala sama dengan Jui Shin yang mengalami nasib serupa.
"Jadi kalau kita menghitung dari mereka saja, itu berarti kerugian mencapai Rp20 miliar per hari dan jika dihitung dari tanggal 3 sampai 26 Desember, atau 23 hari, kerugiannya mencapai Rp460 miliar."
Menurut dia, angka kerugian itu masih berpeluang membengkak karena sampai dengan saat ini suplai gas dari Blok North Sumatera B (NSB) dan North Sumatera Offshore (NSO) yang disalurkan PGN ke Sumut, belum berjalan normal.
Belum lagi jika ditambahkan dengan kerugian yang dialami pelanggan lain, yang mana PGN Medan setidaknya memiliki 45 pelanggan gas industri.