Bisnis.com, MEDAN - Manajemen PT Jui Shin mengungkapkan bagaimana mereka sangat merisaukan penyusutan volume suplai gas yang disalurkan PGN karena berdampak besar terhadap produktifitas pabriknya.
Hal itu diungkapkan dalam pertemuan dengan Ketua Komite II DPD RI Parlindungan serta sejumlah pihak terkait di lantai tiga gedung manajemen PT Jui Shin di Kawasan Industri Medan, Jumat (22/12/2017).
Direktur PT Jui Shin Anwar Panggabean menuturkan, pada 3 Desember 2017 PGN Medan menyampaikan adanya penurunan tekanan gas sehingga mereka diharapkan mengoperasikan 50% dari kapasitas pabrik.
"Kalau 50% cuma satu hari dua hari, kami sudah sering mengalami, tetapi kami terkejut karena disampaikan sampai tanggal 25, itu sama saja dengan sampai akhir tahun ini," kata Anwar.
Sehingga pada 8 Desember, lanjut dia, manajemen perusahaan mendatangi PGN Medan dan menyampaikan kesulitan-kesulitan yang mereka alami, pihak PGN pun menjelaskan pokok masalahnya.
"Tetapi yang jadi masalah, sampai kapan ini begini? Waktu itu pak Saeful (Kepala Pemasaran PGN Area Medan) menyampaikan bahwa pada hari itu juga jam 13.30, akan ada rapat di Jakarta di Ditjen Migas. Semua stake holder terkait katanya diundang."
"Saya rasa hampir tiap dua jam kami telepon pak Saeful untuk mendapatkan informasi bagaimana hasilnya. Pada malam hari, baru kami dengar bahwa 2 MMSCFD yang dari PGN akan ditambah dua lagi. Tapi sampai hari ini enggak pernah ada," paparnya lagi.
Lebih celaka lagi, kata dia, dua atau tiga hari yang lalu suplai gas lebih drop lagi, bahkan tidak sampai 2 MMSCFD. Akibatnya, perusahaan bukan saja menghentikan 50% operasional produksi, tetapi terpaksa menyetop sampai 70% mesin pabrik.
Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba mendatangi Kawasan Industri Medan dan memanggil sejumlah pihak terkait menyusul terjadinya krisis gas bumi di Sumatra Utara.
Menurut Parlindungan, perusahaan produsen keramik bermerek Garuda Tile itu merupakan salah satu "korban" yang mengalami dampak terbesar dari terjadinya penyusutan suplai gas.