Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi di Provinsi Sumatera Utara akan mengalami peningkatan pada 2018.
"Seiring dengan perbaikan perekonomian, inflasi tahun 2018 diperkirakan meningkat," ujarnya di depan forum Rapat Tahunan Bank Indonesia di Medan, Kamis (14/12/2017).
Namun demikian, menurutnya inflasi Sumut di 2018 masih berada dalam sasaran nasional yang ditetapkan lebih rendah lagi, yaitu 3,51 plus minus 1% (yoy).
Hal ini didorong oleh perkiraan tidak adanya kenaikan tarif listrik maupun LPG menjelang Pemilihan Umum Presiden 2019. Namun, lanjutnya, potensi risiko kenaikan harga pada 2018 masih perlu diwaspadai.
Tren harga minyak dunia yang cenderung meningkat memberikan potensi risiko kenaikan harga BBM yang juga akan berdampak ke bahan bangan. Selain itu, terdapat risiko memburuknya ekspektasi inflasi apabila Pilkada berjalan kurang lancar.
"Dari sisi volatile food, risiko terganggunya pasokan pangan menjadi faktor risiko yang pedu diperhatikan."
Hal ini, katanya, disebabkan oleh keengganan petani menanam tanaman pangan seiring dengan rendahnya harga pangan di 2017.Kondisi tersebut memberikan tantangan kepada TPID untuk bekerja lebih keras lagi, temtama dalam menjaga ketersediaan pasokan.
"Hal ini sangat panting untuk menjaga ekspektasi masyarakat, yang menjadi modal kunci perbaikan ekonomi ke depan."
Pada hari ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut menggelar Pertemuan Tahunan dengan mengundang berbagai pemangkut kepentingan terkait, seperti Pemerintah, dunia usaha, akademisi dan tokoh-tokoh masyarakat.
Secara garis besar, Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang dihadiri oleh sekitar 200 peserta ini mengulas kondisi perekonomian pada 2017 dan proyeksi di 2018, yang meliputi kondisi ekonomi global, domestik dan regional.