Bisnis.com, MEDAN - Stabilitas harga bahan pangan akan menjadi salah satu fokus agenda pembahasan dalam Pertemuan Tahunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara yang akan digelar pada pekan ini.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut Arief Budi Santoso menuturkan, pihaknya akan menyelenggarakan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) guna memaparkan perkembangan perekonomian terkini dan outlook perekonomian pada 2018.
"Arahnya ke depan, kami ingin agar harga komoditas pangan di Sumut stabil," ujarnya kepada media, Senin (11/12).
BI mencatat, laju inflasi Sumut pada November 2017 sebesar 0,42% (month to month), atau lebih tinggi dari rerata nasional yang hanya 0,2%. Meski secara year on year, mulai awal Januari sampai akhir November tercatat hanya 2,49%, lebih rendah dari rerata nasional yang mencapai 2,87%.
BI Sumut sendiri akan mengupayakan agar pada tahun depan laju inflasi di wilayah kerjanya hanya akan berada di kisaran 3% atau di bawah dari estimasi angka nasional yang sekitar 4%.
"Faktor-faktor pendorong inflasi daerah tidak hanya komoditas pangan saja tetapi juga komoditas yang harganya dikendalikan oleh Pemerintah, misalnya angkutan darat dan angkutan udara."
Karena itu, lanjutnya, ke depan Bank Indonesia akan meningkatkan koordinasi dalam pengendalian harga pangan dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang riil. Seperti yang telah dilakukan oleh Bulog, yakni dengan menggelar operasi pasar untuk barang-barang tertentu.
"Inflasi tidak berarti kenaikan harga, tetapi lebih kepada stabilitas harga. Menjaga laju inflasi adalah mempertahankan stabilitas harga, bukan hanya berarti menurunkan harga."
Laju inflasi, menurutnya, harus sebisa mungkin dijaga karena akan mempengaruhi investasi, terlebih sejumlah negara tetangga saat ini memiliki angka inflasi yang lebin rendah dari Indonesia.
Terkait dengan Pertemuan Tahunan, dia memaparkan, BI Sumut akan mengelarnya di Hotel JW Marriot, Medan, pada Kamis (14/12), mulai pukul 08.30--12.00 WIB.
Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi juga dijadwalkan akan menyampaikan paparan di hadapan sekitar 200 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, perbankan, pelaku usaha, asosiasi, media dan pemerintahan.