Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. menargetkan kredit tumbuh hingga 35% secara year on year pada 2018.
Zuhri Anwar selaku Direktur Bisnis BRI Agroniaga mengatakan, pihaknya akan mengembangkan lebih jauh segmen ritel dan menengah guna memacu pertumbuhan penyaluran kredit pada 2018. Perseroan juga akan fokus kepada lapangan usaha yang risikonya terjaga.
“Kami akan kembankan ritel dan segmen menengah serta cari sektor yang aman supaya kredit sehat, selain itu laba otomatis juga harus naik,” ucapnya, di Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Perkebunan kelapa sawit diakui sebagai lapangan usaha yang menghasilkan permintaan kredit tertinggi bagi BRI Agroniaga. Bidang ini semakin menarik lantaran secara profil risiko juga dinilai terjaga. Apalagi, harga sawit tidak sefluktuatif komoditas lain, sebut saja batu bara.
BRI Agroniaga mengklaim bahwa pihaknya tidak hanya mengandalkan pelayanan yang baik dalam upaya merangkul debitur-debitur di bidang perkebunan kelapa sawit. Trik utama ialah perseroan berupaya lebih jeli dalam mengenali kebutuhan debitur.
“Pada tahun depan kami akan lebih fokus membidik debitur baru untuk memacu penyaluran kredit, karena debitur baru terkait mitigasi risiko kredit itu lebih bagus,” kata Zuhri.
Sementara itu, BRI Agroniaga menargetkan rasio kredit bermasalah (NPL) pada tahun depan dapat dijaga di bawah 2%. Target ini lebih baik dibandingkan angka yang dibidik untuk tahun ini, yakni hendak diamankan di bawah 2,5%.
BRI Agroniaga optimistis target pertumbuhan kredit dan penghimpunan dananya dapat tercapai. Hal ini penting terkait upaya pengembangan bisnis perseroan. “Walau kami bank kecil tetapi pertumbuhan kami harus baik, kami harus dikenal orang,” ucap Zuhri.
Penyaluran kredit anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. itu diutamakan masuk ke sektor-sektor produktif. Saat ini, porsi kredit produktif perseroan mencapai 80%, sedangkan 20% sisanya adalah kredit konsumer.
Pada sisi lain, BRI Agroniaga juga menargetkan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 pada 2018. Belum dipastikan kapan hal ini akan direalisasikan, apabila batal pada semester pertama maka akan diwujudkan pada semester II/2018.
Zuhri mengatakan, untuk naik kelas pihaknya butuh tambahan modal Rp1,7 triliun lagi mengingat kini modal inti berkisar Rp3,3 triliun. “Kebutuhan dana akan kami penuhi dari right issue, induk [BRI] akan suntik atau tidak akan kami lihat perkembangan ke depan,” ujarnya.
BRI Agroniaga Targetkan Kredit Tumbuh 35%
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. menargetkan kredit tumbuh hingga 35% secara year on year pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Miftahul Ulum
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu