Bisnis.com, BENGKULU—Aksi holding pertambangan akan meningkatkan ekuitas Inalum menjadi Rp87 triliun.
Adapun induk holding pertambangan adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Fajar Harry Sampurno Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi dan Media Kementerian BUMN mengungkapkan ekuitas Inalum setelah menjadi holding pertambangan akan menjadi Rp87 triliun.
"Saat ini, lagi proses inbreng saham BUMN tambang ke Inalum," ungkapnya di Bengkulu, Rabu (22/11/2017).
Dia mengungkapkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam proses inbreng saham atau pembentukkan holding pertambangan. Menurutnya, akan ada rapat umum pemegang saham yang akan menyetujui atas pemindahan saham pemerintah ke Inalum.
Presiden Direktur Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tengah menyusun rencana strategi selama lima tahun ke depan. Dia mengungkapkan, holding tambang kini tengah menyusun program prioritas yang akan dikerjakan bersama dan dikerjakan sendiri.
"Kami lagi menyusun rencana strategis untuk lima tahun ke depan. Ya... ingin menguasai cadangan mineral dengan cara eksplorasi dan akuisisi," tutur Budi.
Kendati begitu, pemerintah tetap memiliki kendali di perusahaan yang akan tergabung ke dalam holding BUMN tambang kendati saham negara di BUMN tersebut akan dialihkan ke PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero).
Seperti diketahui, pemerintah akan membentuk holding BUMN tambang pada akhir November 2017. Sebagai bagian dari rencana tersebut, kepemilikan saham seri B dari masing-masing BUMN tersebut akan dialihkan dari negara ke Inalum selaku calon induk holding BUMN tambang. BUMN itu antara lain PT Antam (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., dan PT Timah (Persero) Tbk.