Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap rencana impor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari Qatar dapat memacu efisiensi biaya produksi di kawasan Sumatera Utara.
Luhut ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin (23/10/2017), menjelaskan impor LNG Qatar dengan harga 7,16 dolar AS per mmbtu lebih murah dibanding harga gas dalam negeri.
"Harganya itu dilaporkan Pak Arcandra (Wakil Menteri ESDM) tadi sekitar 7,16 dolar AS per mmbtu sampai di listriknya. Itu lebih murah dari yang dalam negeri. Nah ini yang diharapkan bisa memacu dalam negeri supaya 'cost' lebih efisien. Walaupun tidak sesederhana itu," katanya.
Menurut mantan Menko Polhukam itu, impor LNG dari Qatar itu menjadi salah satu alternatif solusi atas tingginya harga gas di dalam negeri.
Sebelumnya, ia bahkan sempat menyampaikan ide untuk melakukan impor gas untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Indonesia barat lantaran biaya transportasi gas dari wilayah Indonesia timur yang terlalu besar.
"Kita cari sekarang yang lebih murah. Memang mungkin 'cost' transportasi dari Indonesia timur ke Sumut itu tinggi, dulu saya pernah cerita," katanya.
Rencana impor LNG dari Qatar merupakan salah satu hasil kunjungan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Indonesia, Rabu (18/10) lalu, yang diminta Presiden Jokowi untuk ditindaklanjuti oleh jajaran menterinya.
Pemerintah, kata Luhut, akan menawarkan investasi pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Luhut mengungkapkan bahwa Emir Qatar menyatakan akan segera masuk ke Indonesia dan KEK Mandalika memiliki proyeksi bagus sehingga ditawarkan ke negara Timur Tengah tersebut.
Menko Maritim menyebut bahwa KEK Mandalika memiliki terminal kapal pesiar dan lapangan terbangnya akan diperpanjang hingga 3.000 meter serta akan dibangun resort halal di daerah tersebut.
"Qatar bisa masuk ke semua," katanya.