Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Tingkatkan Pertanaman Sawah Rawa Lebak di 7 Provinsi

Pemerintah terus menggenjot peningkatan intensitas pertanaman sawah rawa lebak dari semula satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam dengan menggunakan teknologi pertanian.
Ilustrasi/JIBI - Rahmatullah
Ilustrasi/JIBI - Rahmatullah

Bisnis.com, PALEMBANG - Pemerintah terus menggenjot peningkatan intensitas pertanaman sawah rawa lebak dari semula satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam dengan menggunakan teknologi pertanian. 

Peningkatan masa tanam itu akan diterapkan oleh Kementerian Pertanian di tujuh provinsi, yang mana Sumatra Selatan terpilih menjadi pilot project tersebut. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan teknologi kanalisasi dan pompanisasi bakal diterapkan juga di Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. 

"Daerah yang lain akan dikembangkan. Kami jadikan ini pilot project untuk melihat hasil optimal dari teknologi ini," kata dia disela acara panen padi di area rawa lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Kamis (12/10/2017).

Andi menjelaskan rawa lebak selama ini dinilai tidak tepat untuk menjadi areal tanam untuk varietas padi. Hal itu disebut-sebut karena batas ketinggian air melebihi areal lainnya dan dapat menyebabkan gagal panen akibat areal lahan tertutup air jika intensitas hujan lebat.

Dia mengemukakan di Sumsel, khususnya di Ogan Ilir ada sekitar 200 hektare lahan suboptimal di mana terdiri dari rawa lebak yang kini menjadi area tanam padi dan mampu memiliki dua hingga tiga kali masa tanam. 

Andi menerangkan, secara nasional luasan rawa lebak dan area pasang surut sekitar 20 juta ha. 

"Lahan ini tidur, petani tidur, semua tidur, pendapatan tidak ada. Biasanya kalau Oktober masuk masa paceklik, tidak ada aktivitas pertanian. Tapi sekarang bisa dilihat, di sini sedang dalam masa tanam kedua dan ada juga yang panen," katanya. 

Hal itu dilakukan karena sudah dilakukan kanalisasi sehingga banjir tidak masuk ke areal persawahan. 

Apabila banjir, maka pompa menyedot air dan membuang air ke luar areal persawahan. Namun sebaliknya, jika musim kering maka pompa akan menarik atau menyedot air ke dalam areal persawahan.

"Semua kita kanalisasi jadi banjir tidak bisa masuk. Ini teknologi baru. Pompa kita pasang disudut-sudut kanalisasi. Disini bisa sampai 3 kali tanam," ujarnya. Pihaknya pun meminta kanalisasi dilanjutkan agar 500.000 ha potensi di Sumsel bisa menggunakan teknologi tersebut.

Terkait dengan stok beras, Andi mengungkapkan saat ini di Bulog tersedia 1,25 juta ton dimana stok cukup hingga 7 bulan sampai 8 bulan ke depan atau Mei 2018 mendatang. Pada Januari mendatang akan masuk musim panen, artinya stok akan bertambah kembali sebab Oktober ini para petani sudah melakukan masa tanam.

Sementara itu, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian tengah mengembangkan tata air mikro pertanian.

"Kami bertekad untuk mengembangkan pengelolaan tata air di area rawa lebak dan pasang surut. 

Dia menyebut, optimalisasi lahan di lahan suboptimal dinilai berhasil. Sayang, tantangan besar karena sebagian masyarakat tidak ingin menggunakan teknologi ini. Diakuinya, masyarakat masih mengira dengan adanya teknologi ini akan mengurangi pendapatan dan produksi dimana harus membangun kanalisasi yang diambil dari area persawahan mereka.

"Sekarang kami ingin mengubah mindset masyarakat. Kami ingin secara sadar masyarakat mau mengkonsolidasikan lahannya," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dinda Wulandari
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper