Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang, PT Toba Bara Sejahtra Tbk., berencana menyiapkan anggaran belanja modal (capex) yang jauh lebih besar pada 2018 dibandingkan dengan rencana US$65 juta pada 2017.
Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra Pandu Patria Sjahrir mengatakan sebagian besar belanja modal itu akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik.
Kendati demikian, Pandu enggan menyebutkan secara rinci berapa anggaran capex pada 2018. “Kita mau fokus bangun powerplant,” katanya ketika ditemui usai financial close proyek listrik PT Kartanegara Energi Perkasa, Senin (9/10/2017).
Sampai semester I/2017, realisasi belanja modal perusahaan sekitar US$5,3 juta dari rencana sekitar US$60 juta-US$65 juta pada 2017, termasuk investasi proyek listrik.
Menurutnya, perseroan akan lebih fokus dalam pembangunan pembangkit listrik di masa mendatang. Untuk produksi batubara, emiten berkode saham TOBA itu berencana melakukan produksi pada 2018 dengan jumlah yang hampir sama pada 2017.
Pada saat ini, Toba Bara Sejahtra memiliki sejumlah proyek pembangkit listrik di Gorontalo Utara dan Minahasa, Sulawesi Utara. Proyek Gorontalo memiliki kapasitas 2x50 mega watt, masa kontrak 25 tahun dengan nilai proyek US$210 juta-US$220 juta.
Proyek itu telah mengantongi izin prinsip, persetujuan tarif, melakukan pembebasan lahan, penandatanganan kontrak EPC (rekayasa, pengadaan dan konstruksi) dan perjanjian pembiayaan.
Berdasarkan paparan manajemen sebelumnya, proses konstruksi proyek diharapkan dapat dilakukan pada 2018-2019. Proses Commisioning diharapkan dapat dilakukan pada 2020.
Selain itu, proyek pembangkit listrik Minahasa Utara memiliki kapasitas net 2x50 MW dengan masa kontrak 35 tahun. Tanggal operasi komersial (commercial operation date) itu ditargetkan 33 bulan setelahcommencement of work. Nilai proyek itu ditaksir mencapai US$205 juta-US$215 juta.
Sebagai gambaran, perusahaan membukukan laba tahun berjalan sebesar US$14,6 juta pada semester I/2017 atau meningkat 57% dibandingkan dengan US$9,3 juta pada semester I/2016. Penjualan Toba Bara sendiri turun 8% menjadi US$127,9 juta pada semester I/2017 dibandingkan dengan US$139 juta pada semester I/2016.
Sampai semester I/2017, perusahaan membukukan volume produksi 2,3 juta ton, turun 17,9% dibandingkan dengan 2,8 juta ton pada semester I/2016. Perusahaan membukukan volume penjualan 2,2 juta ton di semester I/2017, turun 29% dibandingkan dengan 3,1 juta ton pada semester I/2016.