Bisnis.com, MEDAN - PT Astra International Tbk optimistis mampu mempertahankan pangsa pasar otomotif nasional meski di bawah tekanan dampak perlambatan ekonomi global.
Direktur PT Astra International Tbk Suparno Djasmin mengungkapkan, market share otomotif perseroan hanya mampu meraih sedikit peningkatan pada semester I 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Kalau melihat secara total dari market share-nya Astra, untuk seluruh merek meningkat antara 53%--54%," ujarnya seusai Pembukaan Perayaan HUT Astra ke-60 di Medan, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, melihat dari data industri otomotif yang dicatat Gaikindo, angka tersebut tidak jauh berbeda dari tahun lalu. Hal itu membuat Astra memproyeksikan bahwa penjualannya akan berada di angka 1,05 juta-1,06 juta unit pada tahun ini.
Karena itu Suparno meyakini pada tahun ini perseroannya masih mampu merajai pangsa pasar otomotif nasional. Terlebih sampai dengan semester I, Astra masih menguasai 54% pangsa pasar otomotif nasional dari seluruh merek kendaraan roda empat atau mobil yang diageninya.
"Itu yang akan dicapai Astra sampai dengan akhir tahun ini. Kami berharap di semester kedua angkanya tidak turun sehingga setidaknya sama dengan tahun kemarin."
Menurutnya, kinerja penjualan otomotif secara nasional yang cenderung stagnan pada semester I diakibatkan sejumlah faktor. Faktor utama, atau secara umum karena tertekan oleh perlambatan ekonomi global. Faktor ini mempengaruhi ekonomi domestik karena berdampak terhadap daya beli dari sisi ritel.
"Akibat dari perlambatan ekonomi global dan harga komoditas pada semester I, butuh waktu bagi masyarakat untuk menggeliat."
Faktor kedua adalah belum munculnya dampak ikutan dari proyek-proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan Pemerintah. Pemerintah banyak mengucurkan dana untuk mendorong proyek-proyek infrastruktur berjalan, tetapi belum memberikan dampak ikutan ke sektor lain.
"Misalnya, kalau proyek tolnya belum selesai, tentu belum memberikan multiplier effect."
Selanjutnya, momentum perayaan Lebaran yang pada tahun ini jatuh pada semester II, yakni pada bulan Juli. Setiap tahun, perayaan Lebaran di Tanah Air selalu mempengaruhi perekonomian nasional sehingga pergeseran waktunya juga ikut mempengaruhi ekonomi masyarakat dan dunia usaha.
"Waktu jatuhnya THR tahun ini berbeda dari tahun lalu sehingga kalau tahun ini jatuhnya di bulan Juli, ekonominya terjadi di semester kedua."
Pada bagian lain, Suparno Djasmin memaparkan bahwa di usianya yang ke-60 tahun, PT Astra International Tbk sudah banyak menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) ke berbagai wilayah di Tanah Air.
"Astra memiliki sembilan yayasan dengan karyawan lebih dari 200 ribu dan lebih dari 200 perusahaan." CSR disalurkan melalui kesembilan yayasan tersebut yang menyentuh kepada empat aspek. Yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pembinaan usaha kecil.
Astra Yakin Mampu Mempertahankan Pangsa Pasar
PT Astra International Tbk optimistis mampu mempertahankan pangsa pasar otomotif nasional meski di bawah tekanan dampak perlambatan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : News Editor
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Kisi-kisi Teranyar JP Morgan di Saham AKR Corporindo (AKRA)
15 jam yang lalu
Arah Saham AKR Corporindo (AKRA) Usai Kinerja di Bawah Ekspektasi
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 jam yang lalu
Perusahaan di Sumsel Didorong Utamakan Pekerja Lokal
6 hari yang lalu
I-WISE, Cara Bijak PHR Meremajakan Lapangan Tua Blok Rokan
4 hari yang lalu
Bank Indonesia Riau Pacu Ekonomi Syariah di Fesyar 2024
10 jam yang lalu
Capaian Istimewa PHR, Sukses Temukan Dua Sumur Big Hitter'
10 jam yang lalu