Bisnis.com, DUMAI - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap kerja sama investasi antara perusahaan kelapa sawit dalam negeri dengan korporasi Uni Eropa dapat memuluskan ekspor CPO ke kawasan itu yang selama ini diserang kampanye hitam.
Hal itu disampaikannya saat meresmikan pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa di Dumai, Riau, Kamis (14/9/2017). Sinar Mas Cepsa merupakan perusahaan patungan antara Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan kelapa sawit terbesar kedua di dunia yang terintegrasi secara vertikal.
Sementara itu, Cepsa merupakan perusahaan energi terpadu dan terkemuka yang berpusat di Madrid, Spanyol. Cepsa dikenal sebagai pemimpin di dunia dalam produksi alkilbenzena linier (LAB) yang digunakan untuk membuat deterjen berbahan dasar organik yang dapat terurai (biodegradable).
"Industri ini [pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa] sudah memenuhi RSPO. Produknya sustainable dan bekerja sama dengan investor Spanyol. Tentumarket Eropanya bisa dibuka. Jaringan-jaringan dengan Eropa ini penting sekali untuk ekspor karena palm oil kan banyak konotasi yang jelek," katanya.
Airlangga menuturkan usaha patungan itu membuktikan kepercayaan asing terhadap iklim investasi di Indonesia. Indonesia telah naik peringkat ease doing business dari 106 tahun lalu menjadi 91 tahun ini.
Indonesia pun naik satu tingkat dari negara manufaktur bernilai tambah terbesar di dunia ke-10 menjadi ke-9. "Saya yakin kolaborasi Sinar Mas-Cepsa akan menjamin tidak hanya investasi Anda [Cepsa], tapi juga menjamin profit Anda di masa mendatang," ujar Airlangga.
Mantan Ketua Komisi VI DPR itu mengemukakan industri kelapa sawit strategis di Indoneaia karena menggerakkan 21 juta tenaga kerja dan ekspornya berkontribusi sekitar US$20 miliar. Industri tersebut juga melibatkan jutaan petani plasma.