Bisnis.com, MEDAN - Pertumbuhan laba bersih yang moncor pada 2016 belum membuat Otoritas Jasa Keuangan memberikan jempol penuh kepada Bank Sumut.
Menurut Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 5 Sumatra Utara Lukdir Gultom, masih ada empat aspek kinerja yang masih perlu dibenahi Bank Sumut. Yakni pertumbuhan aset, kredit, DPK dan market share.
"Berdasarkan kondisi perbankan di Sumatra Utara, perkembangan Bank Sumut cukup baik. Namun sedikit lebih lambat, khususnya kredit dan DPK dibandingkan dengan perbankan di Sumatra Utara," katanya.
Hal itu dia paparkan saat pembukaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank Sumut Tahun Buku 2016 dan RUPS Luar Biasa di kantor pusat Bank Sumut, Medan, Sabtu (3/6/2017).
Hal itu terlihat dari pertumbuhan total aset Bank Sumut sepanjang 2016 yang hanya 8,45%, sedangkan perbankan di Sumatra Utara mencapai 8,60%.
Kemudian pertumbuhan kredit dan DPK Bank Sumut masing-masing hanya 4,47% dan 6,94%, sementara pertumbuhan perbankan Sumatra Utara pada kedua sisi itu masing-masing mencapai 5,35% dan 9,14%.
Selanjutnya, market share Bank Sumut terhadap total set perbankan di Sumatra Utara cuma sebesar 9,84%.
"Ini masih perlu ditingkatkan karena bank daerah ini telah berdiri lebih dari 50 tahun," sambung Lukdir Gultom.
Karena itu, lanjut dia, OJK berharap Pemprov dan Pemkab/Pemkot bersama dengan Bank Sumut dapat menjalin sinergi yang lebih baik. Yakni dalam hal penyimpananan dana, penyaluran kredit, payroll PNS, cash management dan bentuk kerja sama lain.