Bisnis.com, MEDAN - Sepanjang tahun ini, PT Wijaya Karya Beton Tbk. mengincar kontribusi nilai kontrak baru dari berbagai proyek di Sumatra Utara sebanyak Rp800 miliar. Adapun, fokus utama sasaran perseroan di provinsi ini adalah proyek infrastruktur seperti jalan tol, dan jalur kereta api.
Presiden Direktur Wika Beton Hadian Pramudita merinci, saat ini ada beberapa proyek yang tengah dikerjakan perseroan di antaranya jalan layang (elevated) kereta api Medan-Bandara Kualanamu, dan jalan tol Medan-Binjai.
“Total untuk tahun ini target new contract kami Rp5,4 triliun. Untuk Sumut kami targetkan Rp800 miliar atau hampir 15%. Untuk proyek jalan layang kereta api ini totalnya Rp740 miliar dan tahun ini masih sisa Rp200 miliar,” jelas Hadian di sela-sela kunjungannya meninjau proyek jalan layang Stasiun Medan-Bandara Kualanamu, pada Kamis (6/4).
Lebih lanjut, dia menyebutkan, pengerjaan jalan layang kereta api menggunakan box girder precaset sebanyak 3.240 segmen. Saat ini yang telah terpasang hampir 50% atau 1.429 segmen. Produksi box girder precast dilakukan di pabrik Wika Beton di Tembung. Tak hanya menyediakan box gurder precasr, perseroan juga melakukan pemasangan sendiri dengan peralatan launcher gentry.
“Ini merupakan proyek pertama yang menggunakan produk kami sendiri. Sebelumnya untuk Stasiun Gambir itu masih bekerja sama dengan Jepang. Jalan layang kereta api di Medan ini juga yang pertama di luar Jawa. Panjangnya 8 km. Kami berharap proyek ini menjadi pemicu untuk pemerintah membangun proyek serupa,” tambahnya.
Adapun, jalan layang kereta api ini akan menghapuskan 15 perlintasan sebidang di Medan. Hadian menargetkan penyelesaian pekerjaan maksimal pada Oktober 2018. Sebelumnya, proyek ini dipatok rampung pada Desember 2017. Namun, terdapat kendala pembebasan lahan.
“Ke arah Brayan memang ada lahan yang belum bebas dan belum bersih. Sambil jalan kami akan kerjakan. Kalau proyek ini selesai akan mengurangi kemacetan cukup signifikan.”
Selain Sumut, Wika Beton juga tengah mengincar berbagai potensi pasar di Aceh, Sumatra Barat, dan Riau. Adapun, perseroan tengah menyiapkan perluasan pabrik di Tembung untuk mengantisipasi potensi tersebut. Di Sumut, perseroan memiliki dua pabrik yakni di Binjai dan Tembung.
“Potensi pasarnya besar. Ada Trans Sumatra yang bukan hanya jalan, tapi juga kereta api. Belum lagi proyek pembangkit listrik,” pungkas Hadian.