Bisnis.com, PEKANBARU — Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mendorong PT BPR Madani (Perseroda), bank perekonomian rakyat milik Pemerintah Kota Pekanbaru, untuk naik kelas menjadi bank syariah.
"Kami meniatkan dan merencanakan agar Bank BPR Madani ke depan sudah harus menjadi bank syariah," ujarnya Kamis (24/7/2025).
Dia menilai transformasi BPR Madani ke arah bank syariah sejalan dengan identitas budaya lokal. Menurutnya budaya Melayu identik dengan nilai-nilai Islam sehingga dinilai sangat tepat jika ke depan BPR Madani menjadi bank syariah.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemko Pekanbaru, BPR Madani dinilai sudah menunjukkan performa yang baik. Wali Kota Agung menyebutkan BPR Madani berhasil mencatatkan laba, yang menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan tersebut semakin meningkat.
“Ini bukti banyak nasabah yang mempercayai BPR Madani. Harapannya, ke depan semakin banyak masyarakat, termasuk ASN, yang percaya untuk menabung dan menggunakan layanan BPR,” ujarnya.
Transformasi menuju bank syariah diharapkan dapat memperkuat daya saing BPR Madani sekaligus menjangkau lebih luas segmen masyarakat yang membutuhkan layanan perbankan berbasis prinsip syariah.
Baca Juga
Pemko Pekanbaru siap mendukung langkah ini agar BPR Madani bisa terus berkembang sebagai lembaga keuangan daerah yang sehat dan berorientasi pada kebermanfaatan umat.
Saat ini diketahui PT BPR Pekanbaru Madani (Perseroda) mencatat sekitar 90% pengajuan kredit yang masuk ke lembaga keuangan daerah tersebut berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, tingginya proporsi kredit ASN justru menyumbang banyak kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di bank tersebut.
Direktur PT BPR Pekanbaru Madani periode 2025–2030 Dian Anggraini mengungkapkan untuk mengatasi tingginya rasio kredit bermasalah, pihak BPR berencana menjalin kerja sama dengan Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejaksaan Negeri Pekanbaru. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kejari akan dilakukan setelah serah terima jabatan kepala kejaksaan yang baru.
"Kredit ASN ini sekarang banyak yang menunggak, tidak hanya karena TPP [Tambahan Penghasilan Pegawai] yang sebelumnya belum lancar, tapi juga karena ada ASN yang memang tidak punya itikad baik untuk membayar," ujar Dian.
Pihaknya berharap kerja sama ini bisa menjadi shock therapy bagi para ASN yang tidak kooperatif dalam menyelesaikan kewajibannya. Selain itu, BPR Pekanbaru Madani juga membentuk tim penagihan khusus untuk menangani kredit bermasalah. Tim ini akan difokuskan untuk mempercepat proses penagihan dan mengurangi tingkat kredit macet.
Di sisi lain, BPR Pekanbaru Madani juga meluncurkan inovasi produk perbankan untuk menarik minat nasabah dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah Tabungan Amalan Kurban (Tamaran), yang diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin menabung untuk berkurban.
“Tamaran ini tanpa biaya administrasi. Jadi, berapa yang ditabung, itu yang akan diterima penuh saat ditarik untuk keperluan kurban,” jelas Dian.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas portofolio kredit BPR sekaligus memperluas layanan keuangan kepada masyarakat secara lebih inklusif dan bermanfaat.