Bisnis.com, PALEMBANG — Libur panjang mudik lebaran yang menjadi agenda tahunan nyatanya menyisakan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha.
Momen yang diharapkan dapat menjadi penggerek perekonomian daerah tersebut justru tidak melulu memberikan impak positif.
Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Selatan Jhon Johan Tisera mengakui belum melihat adanya efek positif dari libur dan mudik terhadap bisnis perhotelan.
Pihaknya mencatat tingkat hunian kamar hotel atau okupansi di Sumatra Selatan (Sumsel) sampai saat ini hanya berada di kisaran 35-40% atau belum menunjukkan adanya kenaikan dari rata-rata okupansi di hari biasa.
“Tidak (ada kenaikan), masih sama per harinya,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/3/2025).
Dia menjelaskan bahwa kondisi itu salah satunya dipengaruhi oleh letak wilayah Provinsi Sumsel, utamanya Kota Palembang, yang bukan merupakan wilayah tujuan melainkan hanya perlintasan.
Baca Juga
Sehingga kendatipun terjadi lonjakan di momen libur lebaran tahun ini, pihaknya memperkirakan angkanya tidak lebih dari 60%.
“Jadi kalaupun ada kemungkinan naik, prediksi kita tidak lebih dari 60%,” kata dia.
Oleh karena itu, kata John, siasat yang dilakukan oleh para pelaku usaha hotel untuk menekan cost yaitu dengan meliburkan para karyawan.
Dia juga mengungkapkan bahwa okupansi hotel tahun ini tidak setinggi seperti tahun sebelumnya yang mencapai kisaran 80-90%.
Selain adanya kebijakan efisiensi anggaran, rendahnya tingkat hunian kamar itu juga dipandang dampak psychology effect dari isu krisis.
Terlebih, imbuh John, kondisi pariwisata di wilayah tersebut belum sepenuhnya berpengaruh terhadap bisnis perhotelan.
Dengan demikian, faktor ini menjadi catatan untuk pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata yang ada.
“Butuh keseriusan pemerintah daerah dalam pengelolaan dan mempromosikannya,” pungkasnya. (241)