Bisnis.com, PALEMBANG — Kebijakan penghematan pengeluaran negara [efisiensi] yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 turut memberikan dampak pada konsumsi listrik.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (UID S2JB) Adhi Herlambang mengungkapkan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah mulai terlihat impaknya pada tingkat penggunaan listrik.
Pada Februari 2025 ini, pihaknya mencatat telah terjadi penurunan konsumsi listrik sebesar 3,1% dibanding periode yang sama 2024.
“Memang dampaknya [efisiensi] saya catat untuk konsumsi pemerintahan itu turun 3,1%,” ujarnya, Senin (24/3/2025).
Menurutnya, penurunan penggunaan listrik itu juga berpotensi terjadi pada sisi usaha seperti salah satunya perhotelan. Hal itu, lantaran berkurang juga jumlah kegiatan atau acara yang digelar di hotel.
“Karena acara-acara di hotel berkurang, tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” tuturnya.
Baca Juga
Apalagi, imbuh Adhi, pada tahun ini pihaknya mendapat target pertumbuhan penjualan yang lebih menantang yakni sebesar 6,17% atau lebih tinggi dari rata-rata target sepanjang 10 tahun terakhir.
“Rata-rata pertumbuhan penjualan 10 tahun terakhir 4,6%, tetapi target yang sekarang jadi 6,17%,” katanya.
Di sisi lain, pihaknya berharap adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang juga telah dilaksanakan beberapa tahap ini dapat menjadi peluang dalam mendorong peningkatan konsumsi listrik ke depan.
Misalnya, adanya peningkatan sektor lain seperti peternakan telur untuk supply MBG yang juga memanfaatkan penggunaan listrik.
“Jadi bisa balancing, mungkin apakah ada sektor perikanan dan kemudian menumbuhkan adanya cold storage begitu,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diterima Bisnis, sampai dengan tahun 2025 ini jumlah pelanggan PLN di sumsel untuk rumah tangga mencapai 2.484.342 sedangkan industri sebanyak 3.012 pelanggan.