Bisnis.com, BATAM - Sepanjang 2024, perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) tumbuh sebesar 5,02%. Angka ini tidak jauh berbeda dengan 2023 yang tumbuh 5,20%.
Melihat tren tersebut, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri memprediksi perekonomian Kepri akan tumbuh lebih tinggi tahun ini, berada di kisaran 4,8-5,6%.
Kepala BI Perwakilan Kepri Rony Widijarto mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat perekonomian Kepri cenderung stabil atau terus meningkat dari tahun sebelumnya.
"Di Kepri, industri pengolahan berperan penting. Dengan adanya investasi dan industri, ada nilai tambah yang besar bagi Kepri. Ditambah lagi dengan insentif fiskal yang memadai, maka Kepri bisa tumbuh di atas nasional," katanya, Rabu (26/2/2025).
Saat ini Kepri menghadapi tantangan berat dengan kemunculan Johor-Singapore Special Economic Zone (JS-SEZ), yang menawarkan insentif fiskal menarik bagi para investor.
Di samping itu, persoalan kenaikan harga gas bumi sempat menjadi gejolak, meski saat ini sudah agak mereda.
Baca Juga
"Kepri sensitif terhadap adanya peningkatan biaya, terutama di operasional, misalnya gas bumi atau kesulitan bahan baku. Pasalnya ekonomi Kepri digerakkan oleh industri pengolahan.
Selain industri pengolahan, pariwisata juga berperan penting meski saat ini masih terkontraksi dibanding sebelum pandemi Covid-19.
"Potensi pariwisata itu cukup besar di Kepri. Makanya perlu bagaimana pariwisata didorong dengan event. Kami dari BI juga mencoba mendorong penggunaan QRIS Border agar wisatawan mancanegara (wisman) lebih mudah bertransaksi," paparnya.
Pemulihan sektor pariwisata juga didorong oleh kebijakan Visa on Arrival (VoA) di Kepri, yang terus mendapat relaksasi dari pemerintah pusat. Selain itu, ada juga kebijakan visa jangka pendek untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman.
Rony juga melihat peran penting UMKM dalam mendongkrak sektor pariwisata. Menurut dia, Batam bisa jadi sentra produk UMKM dari kabupaten dan kota di sekitarnya.
"Bagaimana produk-produk di luar Batam itu bisa dipasarkan, maka Batam cocok jadi sentra produk UMKM karena banyak dikunjungi wisman. Ini bisa jadi peluang pasar yang bagus," ungkapnya.
Rony juga menyebut stabilitas inflasi di Kepri cukup terjaga di saat pertumbuhan ekonomi tinggi. "Kepri mampu menjaga stabilitas harga pangan dengan tingkat inflasi rendah dan stabil," imbuhnya.
Rony optimistis bahwa perekonomian Kepri akan tumbuh lebih tinggi tahun ini. "Kami prediksi pertumbuhan ekonomi Kepri berada di kisaran 4,8-5,6%, sejalan dengan proyeksi nasional di angka 4,7-5,5%," pungkasnya.