Bisnis.com, BATAM - Sebanyak 2.800 ekor kepiting bakau dari Kepulauan Riau (Kepri) diekspor ke China, Jumat (21/2/2025).
Ekspor tersebut dikirim dari Pos Pelayanan Sagulung dan Belakang Padang; Satuan Pelayanan Pelabuhan Telaga Punggur; dan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepri.
Kepala Badan Karantina Kepri Herwintarti mengatakan pihaknya memfasilitasi ekspor ke China, yang dikirim dalam dua tahapan, dengan nilai total ekspor sebesar Rp 131 juta pada Februari 2025.
"Kepiting bakau ini merupakan hasil tangkapan nelayan di Natuna, Lingga, dan pulau-pulau di sekitar Kepri," katanya.
Ia mengungkapkan Batam dapat berfungsi sebagai pusat pengumpulan ekspor produk perikanan dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kepiting bakau adalah komoditas ekspor perikanan utama dari Kepri, penting untuk memastikan bahwa media pembawa kepiting yang akan diekspor telah mematuhi peraturan dan tidak berpotensi menyebarkan Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)," tuturnya.
Baca Juga
Berdasarkan data Sisterkarolin dan Best Trust sepanjang tahun 2024 kegiatan ekspor kepiting bakau lebih dari 1.100.000 ekor dengan frekuensi 1.374 kali dan nilai mencapai Rp 27,3 milyar.
Herwintarti menjelaskan Badan Karantina terus mendorong hilirisasi ekspor produk unggulan lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masing-masin daerah, serta dengan memperhatikan biosecurity dan biodiversity.
Selain itu, Badan Karantina juga memprioritaskan digitalisasi layanan seperti BEST TRUST, yang membuat proses karantina lebih mudah.
"Kami optimis dengan terus melakukan pendampingan kepada mitra karantina, proaktif dengan rutin melakukan monitoring dan supervisi sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas komoditas kepiting bakau tersebut dan memastikan kualitas komoditas tersebut dijamin penerimaannya di negara tujuan," pungkasnya.