Bisnis.com, BATAM - Kepemimpinan baru Badan Pengusahaan (BP) Batam di bawah komando Wali Kota Batam Amsakar Achmad diprediksi akan menghadapi tantangan besar dari perkembangan pesat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lintas negara seperti Johor Singapore Special Economic Zone.
Tantangan juga bukan berasal dari luar negeri, tapi juga dari dalam negeri, dimana Batam yang menjadi kota penyumbang investasi terbesar di Kepulauan Riau (Kepri), tapi belum mampu membawa provinsi kepulauan ini bertengger di 10 besar nasional untuk realisasi investasi.
Kepri masih duduk di peringkat 13 nasional sepanjang 2024. Posisi tersebut belum berubah dari tahun sebelumnya. Dengan capaian sebesar Rp47,2 triliun dari 14.336 proyek, Kepri dengan tiga KEK aktif dan status perdagangan bebas yang terdapat di Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun belum mampu menerobos dominasi Jawa. Kepri bahkan kalah bersaing dengan Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat dan lainnya.
Menyadari hal tersebut, Kepala Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Tjaw Hioeng mengatakan kepemimpinan baru BP Batam punya banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi.
"Mulai dari sisi infrastruktur dasar yang belum cukup memadai, seperti masalah pasokan air, jaminan listrik yang andal, serta harga energi yang reasonable bagi kebutuhan industri di Batam, dan ketidakpastian birokrasi dan regulasi dengan tingkat pusat," katanya, Rabu (19/2/2025).
Sedangkan dari sisi eksternal, Tjaw melihat hal yang harus diwaspadai yakni ketidakstabilan kondisi geopolitik pasca kenaikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, yang meningkatkan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Baca Juga
"Selain Trump, kondisi lain yang harus diwaspadai yakni fluktuasi harga komoditi sampai persaingan ketat antara negara dalam menarik investasi asing khususnya di China," paparnya.
Negara-negara pesaing di regional di kawasan Asia Tengggara memang tengah gencar-gencarnya memanfaatkan momen perang dagang untuk menarik investasi dari negeri tirai bambu.
"Industri yang jadi target mereka itu adalah industri yang potensial untuk Batam juga seperti industri mesin elektrik, peralatan kesehatan, farmasi, ekonomi digital dan aero space. Artinya Batam harus ada perubahan dari sisi perizinan maupun infrastruktur dasarnya," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri Achmad Ma'ruf Maulana mengatakan BP Batam perlu melakukan reformasi, khususnya di sisi sumber daya manusia (SDM) maupun dari sisi pelayanan perizinan.
"Yang pasti persoalan utama itu adalah birokrasi. Secara insentif, kita tidak kalah dari negara-negara saingan, tapi yang buat uring-uringan itu perizinan yang konsepnya berubah-ubah mengikuti birokrasi yang berlaku," ungkapnya.
Ia berharap para deputi yang akan mendamping Amsakar dan Li Claudia Chandra dalam memimpin BP Batam berasal dari kalangan profesional yang punya kompetensi besar.
"Deputi sudah sewajarnya diisi oleh orang yang punya jaringan luas. Kami sendiri dari kalangan pengusaha siap bermitra untuk mendatangkan realisasi investasi ke Batam," katanya.
Menurut Makruf, Batam ini masih seksi di mata pemodal luar negeri. Buktinya sekarang ini Batam tengah menuju status sebagai pusat industri ramah lingkungan di Indonesia bagian barat. Sehingga untuk mewujudkannya butuh dukungan penuh dari pemerintah daerah dan juga BP Batam.
"Kita berharap Kepri jadi pusat ERT terbarukan di Asia. Tapi semuanya harus didukung birokrasi cepat dan tidak berbelit-belit. Biarlah proses politik tetap berjalan, tapi ekonomi harus tetap fokus," katanya lagi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan BP Batam harus memetakan perkembangan negara pesaing, dan menjadikannya sebagai alarm peringatan untuk membenahi iklim investasi.
"Apa yang menjadi keluhan investor selama ini harus secepatnya diselesaikan. Jangan dianggap tidak ada masalah karena merasa tidak bersaing dengan negara tetangga. Jangan sampai kita terlena dalam mimpi indah," katanya.
Menurut Rafki, pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tahun lalu jangan sampai membuat lengah. "Persaingan memperebutkan investasi di tengah globalisasi yang makin kuat saat ini, semakin intens. Kita harus bisa memenangkannya," imbuhnya.
Amsakar yang ditemui di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam baru-baru ini mengatakan ia siap menjalankan amanah dari Presiden Prabowo Subianto.
"Ketika kami dapat amanah, pasti akan dengan sepenuh hati mengerjakannya. Presiden telah mempertimbangkan banyak aspek soal jabatan ini," katanya.
Sebagai Kepala BP Batam, ia mengatakan akan fokus bagaimana mengintegrasikan master plan lama dari era Otorita Batam di bawah kepemimpinan BJ Habibie dengan master plan yang ada sekarang ini.
"Masterplan lama lama yang masih bisa diselamatkan akan kami padukan, sehingga bisa terintegrasi dengan Tata Ruang Kota Batam, agar penggunaan lahan sesuai dengan peruntukan," katanya lagi.
Selain itu, Amsakar juga menyebut akan berupaya mendongkrak realisasi investasi, yang selama tiga tahun terakhir tumbuh positif. Amsakar menjelaskan sebagai kota dengan status Free Trade Zone (FTZ) atau perdagangan bebas, sudah sepantasnya Batam bisa lebih menarik lagi banyak investasi asing.
"FTZ ini kan substansinya adalah insentif fiskal yang diberikan negara untuk meningkatkan investasi, sehingga idealnya banyak Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Batam," ungkapnya.
BP Batam sendiri mencatat nilai realisasi investasi di Batam hingga triwulan III/2024 yang mencapai Rp6,9 triliun.
Rinciannya terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan III/2024 mencapai Rp4,5 triliun. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp2,4 triliun.
Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan dibanding triwulan III/2023, dimana nilai investasi sebesar Rp4,8 triliun. Secara persentase, peningkatan dari triwulan III/2023 ke 2024 sebesar 43,75%.
BP Batam memprediksi capaian realisasi invetasi di Batam bisa mencapai Rp43,36 triliun sepanjang 2024 kemarin, terdiri dari investasi PMA sebesar Rp37,28 triliun dan PMDN sebesar Rp6,8 triliun.
Hingga triwulan III 2024, realisasi investasi di Batam periode Januari-September 2024 sudah mencapai Rp32,26 triliun, yang terdiri dari Rp26,27 triliun invetasi PMA, dan investasi PMDN sebesar Rp5,99 triliun.
Untuk realisasi investasi KEK di Batam, sejak diresmikan tahun 2022 kemarin, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP) di Batam telah menggandeng 19 investor dengan nilai investasi sebesar Rp3,7 triliun hingga triwulan III/2024.
Adapun 19 investor di KEK yang dikelola oleh PT Taman Resor Internet (Tamarin) ini terdiri dari 13 Penanaman Modal Asing (PMA), 5 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan dari PT Tamarin sendiri.
Berdasarkan data terakhir dari BP Batam hingga semester I/2024, realisasi investasi dari dua KEK di Batam telah mencapai Rp3,85 triliun, yang menyumbang 31,19% dari total realisasi investasi Batam sebesar Rp12,31 triliun.
Investasi tersebut disumbangkan olek KEK NDP sebesar Rp2,96 triliun dan Rp884 miliar dari KEK Batam Aero Technic di Bandara Hadim. Adapun komitmen investasi secara keseluruhan di tiga KEK yakni sebesar Rp54,1 triliun, terdiri dari KEK Batam Aero Technic sebesar Rp7,29 triliun hingga 2030, lalu KEK Nongsa sebesar Rp39,9 triliun hingga 2024 dan KEK Kesehatan sebesar Rp6,91 triliun hingga 2032.(K65)