Bisnis.com, PADANG ARO - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat mencatat PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) berkontribusi besar bagi pendapatan daerah baik dari dana bagi hasil (DBH) maupun yang bersumber dari bonus produksi.
Kepala Bidang Pendapatan, Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Solok Selatan, Alfiandri Putra mengatakan Supreme Energy telah beroperasi di Solok Selatan pada 2019, dan sejak tahun di tahun itu, kontribusi perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) ini sangat dirasakan dampak positifnya bagi daerah.
“Untuk DBH ini di dalamnya itu bersumber dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak [PNBP] yang totalnya Rp22,5 miliar rata-rata per tahun. Sedangkan untuk bonus produksi Rp7 miliar, dengan kondisi kapasitas produksi PLTP sebesar 86 MegaWatt [MW],” katanya saat ditemui di Padang, Minggu (16/2/2025).
Dia menjelaskan secara total keseluruhan penerimaan PAD dari berbagai jenis penerimaan per tahunnya itu di bawah Rp100 miliar, yakni mulai dilihat dari tahun 2021 Rp80 miliar, tahun 2022 Rp92 miliar, tahun 2024 Rp88 miliar, dan tahun 2024 lalu Rp76 miliar. Sementara tahun tahun 2025 ini target penerimaan PAD Solok Selatan naik menjadi 100%.
Dengan demikian, dari total keseluruhan penerimaan PAD itu, kontribusi Supreme Energy terhadap pendapatan daerah baik yang bersumber dari DBH maupun dari bonus produksi bisa mencapai 9%. Jumlah itu, kata Alfian, merupakan angka yang sangat besar, karena dengan besarnya nilai pendapatan daerah telah turut berdampak pada pembangunan di Solok Selatan.
“Berkat adanya PAD yang diperoleh itu, dampaknya adalah kepada pembangunan yang diberikan secara merata ke berbagai sektor, baik itu untuk infrastruktur jalan, irigasi, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya. Jadi tidak ada dipilah-pilah, mana yang prioritas atau tidak,” tegasnya.
Baca Juga
Alfian menyebutkan alasan kenapa dalam merealisasikan kontribusi dari SEML itu harus dicampurkan dengan jenis penerimaan pendapatan lainnya, karena belum ada aturan atau regulasi yang mengatur secara jelas.
“Harapannya kami, seharusnya ketika ada pembangunan jalan misalnya, dalam berita acara bisa disebutkan bahwa dana pembangunan jalan itu bersumber dari DBH Supreme Energy. Tapi sekarang belum bisa begitu, karena belum ada undang-undang yang mengatur hal yang demikian,” ujar dia.
Mengingat belum adanya undang-undang yang mengatur hal demikian, maka dalam memanfaatkan penerimaan PAD itu, tidak bisa disebutkan secara rinci penerimaan dari sumber apa. Sehingga yang dilakukan selama ini adalah pembangunan yang dilakukan bersumber dari PAD Solok Selatan.
“Pada intinya, kontribusi Supreme Energy benar-benar telah memberikan dampak bagi daerah. Ke depan mungkin ada kebijakan lainnya yang bisa disepakati bersama antara Pemkab Solok Selatan dengan Supreme Energy terkait mendorong penerimaan PAD,” jelasnya.
Selanjutnya Alfian juga menyampaikan mengingat Supreme Energy juga akan mulai melakukan pengembangan PLTP Unit 2 dan Unit 3, maka pendapatan daerah di Solok Selatan juga akan meningkat, baik itu dari DBH maupun dari bonus produksi.
“Produksi Unit 1 saja kontribusi Supreme Energy ke Solok Selatan bisa mencapai Rp30 miliar rata-rata per tahun. Jadi, bila Unit 2 dan Unit 3 berproduksi, penerimaan pendapatan yang bersumber dari Supreme Energy diperkirakan naik lebih dari 100%. Karena pengembangan PLTP untuk masing-masing Unit 2 dan Unit 3 itu kapasitas produksinya hampir sama dengan Unit 1,” sebutnya.
Perlu diketahui, SEML yang merupakan perusahaan patungan antara PT Supreme Energy Sumatera, Sumitomo Corporation dan INPEX Geothermal Ltd. ini, telah melakukan penandatanganan Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) / Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero) pada 23 Desember 2024 lalu, terkait pengembangan Unit 2 dan Unit 3 dengan total kapasitas produksi sebesar 140 MW.
Founder & Chairman PT Supreme Energy, Supramu Santosa dalam keterangan resmi menyampaikan adanya langkah untuk menambah pengembangan PLTP yang berada di Kabupaten Solok Selatan ini, menyusul diterbitkannya persetujuan penyesuaian harga listrik dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan surat persetujuan dari Menteri Keuangan menandakan Amandemen PJBTL Muara Laboh Unit 2 dan Unit 3 telah memenuhi syarat untuk ditandatangani oleh PT PLN (Persero) dan SEML.
Proyek PLTP Muara Laboh akan meningkatkan keandalan listrik di Sumatra, dengan target Commercial Operation Date (COD) untuk Unit 2 (80 MW) pada awal tahun 2027 dan Unit 3 (60 MW) pada tahun 2033.
Di mana untuk listrik yang dihasilkan akan disalurkan PT PLN melalui jaringan Sumatra untuk meningkatkan bauran energi dari energi terbarukan dan memperkuat pasokan listrik di wilayah tersebut, dengan menyediakan listrik bagi sekitar 760.000 rumah tangga. Penambahan kapasitas dari proyek PLTP Muara Laboh ini akan mengurangi emisi sekitar 900.000 ton CO2 per tahun.
Menurutnya proyek itu juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan melalui pembayaran royalti dan bonus produksi kepada pemerintah daerah. Karena untuk pembangunan Unit 2 dan Unit 3 akan menciptakan peluang kerja bagi sekitar 1.500 orang dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di area sekitarnya.
"Pengembangan Unit 2 dan Unit 3 PLTP Muara Laboh yang membutuhkan investasi sebesar USD 900 juta, merupakan bukti komitmen yang sangat kuat dari Supreme Energy dan mitra internasional-nya terhadap pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” sebutnya.
Dikatakannya hal tersebut sejalan dengan target bauran energi terbarukan pemerintah Indonesia serta target net zero emission pada tahun 2060. Oleh karena itu, dia berharap adanya dukungan yang kuat dan terus menerus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, PLN, hingga masyarakat Solok Selatan.
Kemudian, Site Support Manager PT Supreme Energy Muara Laboh, Erwin Patrisa Floris juga pernah mengatakan dalam menjalankan PLTP itu, pihak perusahaan turut menjalankan 4 pilar, yang bertujuan agar keberadaan perusahaan bisa dirasakan dampak positifnya bagi masyarakat.
Empat pilar yang dimaksud yakni pilar pendidikan dan kesehatan, pilar pemberdayaan ekonomi, pilar infrastruktur, dan pilar hubungan masyarakat.
Dia mengatakan selama ini kepedulian Supreme Energy berjalan sangat baik, seperti telah turut mendorong produktivitas pertania, serta turut melakukan pemberdayaan ekonomi yakni bagi pelaku UMKM di Solok Selatan.
"Pilar ini kami jalankan secara serius, karena kami menginginkan, majunya Supreme Energy, juga bisa membuat masyarakat sekitar untuk maju pula. Jadi bisa maju bersama-sama," ungkap dia.
Erwin menegaskan sebagai bukti nyata dukungan perusahaan terhadap pelaku UMKM, Supreme Energy hadir tidak hanya dari sisi ke individu UMKM nya saja. Tapi juga turut menyiapkan infrastruktur untuk mendukung pelaku UMKM tersebut, yakni dengan cara mendirikan bangunan yang lebih layak di pasar tradisional.
Menurutnya yang selama ini terlihat, kendati ada pelatihan atau pembinaan kepada pelaku UMKM, hanya sebatas melatih individual pelaku UMKM nya. Sementara Supreme Energy berpikir lebih dari itu, tegas Erwin, yakni dengan cara menyiapkan infrastruktur pasar, sehingga pelaku UMKM nya bisa lebih nyaman berjualan di pasar.
Erwin berharap seiring waktu berjalan dari hal-hal yang telah dilakukan itu, bisa memberikan dampak yang positif, terutama bisa mengangkat status ekonomi masyarakat.
Menurutnya untuk membantu dan mendorong perekonomian di daerah ini, Supreme Energy tidak bisa bergerak sendiri, tapi perlu untuk saling bergandengan tangan, sehingga apa yang hendak dicapai, bisa terwujud dengan baik.
Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM yang mendapatkan kesempatan dibantu Supreme Energy, Yola Vitaloka mengatakan, saat ini usaha yang dijalani menyiapkan masakan untuk kebutuhan pekerja yang ada di perusahaan Supreme Energy. Masakannya itu terdiri dari, rendang, gulai ikan, ayam goreng, dan masakan lainnya.
"Jadi sesuai permintaan user [konsumen]. Makanya saya tidak menyiapkan kemasan. Kalau ada yang pesan, baru saya buatkan bersama ibu-ibu lainnya yang ada di Pekonina," ucap Yola.
Dia menyebutkan alasan perlu untuk mendapatkan pelatihan atau binaan dari Supreme Energy, karena dirinya telah menargetkan usaha yang dijalaninya itu, bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
“Dukungan seperti ini, sangat kami butuhkan. Semoga apa yang saya targetkan untuk perkembangan usaha ini bisa berjalan dengan baik, seiring terus majunya Supreme Energy,” tutupnya.