Bisnis.com, MEDAN - PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) cabang Panjang, Lampung bersiap menyambut kegiatan muat komoditas batu bara di tahun 2025 dengan memastikan keandalan sarana dan fasilitas Pelabuhan Panjang.
Diketahui, batu bara yang akan didistribusikan ke pasar domestik dan internasional tersebut merupakan produksi PT Baskhara Sinar Sakti.
Branch Manager PTP Nonpetikemas Cabang Panjang Anton Hartono mengatakan tadinya pendistribusian batu bara milik PT Baskhara Sinar Sakti dilakukan melalui jalur darat atau kereta api.
Namun, muatan gerbong kereta api terbatas, hanya mampu mengangkut sekitar 3.000 ton dengan biaya yang cukup tinggi sehingga pengiriman via jalur laut menjadi pilihan.
"PTP Nonpetikemas Cabang Panjang menawarkan solusi dengan mengalihkan pengiriman melalui jalur laut. Hal ini memungkinkan angkutan hingga 8.000 ton via tongkang dan 55.000 ton via kapal, yang tentunya lebih efisien dalam hal biaya,” kata Anton dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/2/2025).
Dijelaskan Anton, pihaknya telah menyiapkan penyandaran kapal tongkang dengan kapasitas muatan 7.000 hingga 10.000 ton di Dermaga B dan C, dengan draught kapal 7 hingga 9,5 LWS (low water spring) untuk mendukung kegiatan muat komoditas batu bara.
Baca Juga
Sementara itu, pemuatan kargo ekspor melalui vessel dengan kapasitas 30.000 hingga 55.000 ton akan dilakukan di Dermaga D (Terminal Curah Kering) dengan draught kapal 11 hingga 12 LWS. Adapun panjang dermaga yang dimiliki PTP Nonpetikemas Cabang Panjang diketahui 992 meter dan lapangan seluas 24.292 meter persegi.
Lebih jauh Anton mengatakan, PTP Nonpetikemas Cabang Panjang juga memiliki lahan penumpukan (stockpile) untuk komoditas batu bara di Pelabuhan Panjang dengan luas lahan 5 hektare dan kapasitas tampung 50.000 ton.
Fasilitas penumpukan tersebut dilengkapi dengan 1 unit timbangan. Diperkirakan, produksi di lahan penumpukan yang dikelola oleh cabang ini akan mencapai 500.000 ton pada akhir 2025.
"Seluruh fasilitas yang ada di cabang ini siap memberikan pelayanan 24/7," imbuhnya.
Sekretaris Perusahaan PTP Nonpetikemas Fiona Sari Utami menambahkan, transformasi teknologi yang diterapkan dalam dua tahun terakhir melalui sistem PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) telah membuat proses operasional pelabuhan semakin terintegrasi.
Sistem itu disebutnya telah memudahkan proses monitoring kegiatan bongkar muat dan rangkaian proses bisnis pelabuhan lainnya, mulai dari transaksi operasional hingga perencanaan dan kontrol, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu.
“Di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (HSSE), kami menerapkan standar yang ketat dengan pemenuhan rambu-rambu keselamatan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib, serta pelaksanaan safety briefing dan patroli rutin. Semua ini kami lakukan untuk mencapai tujuan zero fatality," jelasnya.
Sebagai informasi, PTP Nonpetikemas mencatatkan realisasi kinerja Ton/Ship/Day (T/S/D) yang positif di sejumlah cabang, termasuk di PTP Nonpetikemas Cabang Panjang. Pada tahun 2024, pencapaian T/S/D untuk komoditas General Cargo melebihi target sebesar 9%, sementara untuk komoditas Curah Cair dan Curah Kering, keduanya mencatatkan peningkatan lebih dari 5%. (K68)